BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Friday, December 3, 2010

MAHASISWA UI DAN INDONESIA YANG "SEBENARNYA"


Ma’rifatul Amalia
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Ketika Tuhan memutuskan untuk menciptakan bumi, Dia pun menciptakan wilayah-wilayah yang pada akhirnya menjadi negara-negara pengisi peta dunia. Tuhan pun menciptakan negara yang indah, memesona, dan hampir sempurna. Dia memberikan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di negara tersebut. Belum lagi letaknya yang sangat strategis di belahan dunia sebelah timur, diapit dua samudera dan dua benua besar. Pulau-pulaunya ribuan dan di dalamnya dihuni manusia-manusia yang beragam karakter serta kebudayaannya. Sampai saat ini, orang-orang menyebut negara itu: Indonesia.
Indonesia pun menjadi negara yang potensial untuk menjadi “penguasa” dunia, ditinjau dari kondisi geografis dan segenap potensi yang dikandungnya. Namun, kesadaran-kesadaran seperti itu memang belum sempurna “mengena” di sanubari penghuninya. Masih banyak yang belum menyadari betapa Indonesia akan menjadi “negara besar” kelak. Apa bukti “kekurangsadaran” mereka?
Faktanya, berdasarkan Human Development Index (HDI), Indonesia hanya berada pada peringkat 111, bahkan dikalahkan oleh Palestina yang sampai saat ini masih berkonfrontasi dengan Israel. Dalam Political Economic Research Consultancy pun Indonesia hanya menempati posisi ke-16, sedangkan Singapura menduduki peringkat pertama padahal luas wilayahnya tidak lebih dari Jakarta. Ironisnya, angka Corruption Perseption Index Indonesia bercokol di 2,8 yang menunjukkan masih tingginya angka korupsi di negeri tercinta ini. Walhasil, predikat negara terkorup di wilayah Asia Pasifik pun “sukses” diraih Indonesia.
Dari data tersebut dapat diambil poin-poin penting, yakni: daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) masih lemah, ditambah lagi dengan mentalitas yang korup, nasionalisme yang kurang cerdas hingga terjadi perpecahan di pelosok-pelosok nusantara, radikalisme dan anarkisme yang bersifat destruktif bagi persatuan dan kesatuan Indonesia sendiri. Segala fenomena tersebut melanda hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia dalam berbagai tingkatan, mulai dari para pemangku jabatan hingga rakyat jelata yang masih pasrah menunggu keadaan. Langkah-langkah strategis pemerintah pun masih dilakukan dengan setengah hati. Akibatnya, penuntasan berbagai kasus, misalnya korupsi dan terorisme, masih terbilang “tebang-pilih” dan setengah-setengah sehingga setiap permasalahan cenderung “timbul-tenggelam”. Seminggu penuh menjadi headline indah menghiasi halaman pertama koran nasional, lalu seminggu kemudian sudah menghilang dan masyarakat pun melupakan kasus yang tak tuntas tersebut.
Sayangnya, belum ada niat yang maksimal dari pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan Indonesia secara menyeluruh dari akar hingga pucuk-pucuk daunnya. Politik yang berorientasi pada kekuasaan untuk selanjutnya menjadi batu loncatan memperkaya diri, masih kerap dilakukan. Negosiasi-negosiasi di hotel berbintang pun masih menjadi tradisi. Politik, ekonomi, dan hukum pun “diakali” dengan dalih untuk rakyat, padahal “pundi-pundinya” mengalir ke kantong para pemegang “oligarkhi berkaki tiga”. Hal ini berakibat belum maksimalnya pemenuhan kebutuhan komponen dasar pembangunan manusia, yakni: peluang hidup (longevity), akses terhadap pengetahuan (knowledge), dan standar hidup yang layak (decent living). Ujung-ujungnya, tingkat kepercayaan rakyat Indonesia pada pemerintah pun menurun. Pada Oktober 2010, hasil survei tingkat kepuasan masyarakat Indonesia pada SBY hanya 75%, menurun drastis daripada hasil survey pada Agustus 2009 yang masih “nongkrong” pada angka 90%.
Hasil survei tersebut cukup beralasan karena secara psikologis, rakyat Indonesia sudah mulai bosan menunggu realisasi janji-janji kampanye. Rakyat sudah lelah menghadapi permasalahan yang tak kunjung selesai, namun penanganannya lambat dan berujung pada hasil yang kurang memuaskan semua pihak. Emosi rakyat sudah memuncak dan tidak tertahankan. Pernyataan-pernyataan ketidakpuasan itu tercermin pada obrolan-obrolan masyarakat di warung-warung, perempatan jalan, hingga di berbagai lingkar diskusi mahasiswa maupun para pakar.
Beruntunglah, setelah Soeharto dengan “Orde Baru”-nya lengser dan Indonesia memasuki tahapan baru yakni reformasi, “kran-kran” penyampaian pendapat pun terbuka lebar sehingga pasal 28 UUD 1945 tentang kebebasan mengeluarkan pendapat, lebih optimal dalam aplikasinya di masyarakat. Berbagai media menyediakan ruangan khusus menampung opini dan pemikiran dari masyarakat, baik dari para ahli, mahasiswa, maupun kalangan masyarakat umum. Ekstremnya lagi, kemunculan internet berikut situs jejaring sosial yang diusungnya menjadi sebuah tren tersendiri. Saran, kritik, masukan-masukan yang ditujukan pada pemerintah sering disampaikan melalui facebook, twitter, blog, dan sejenisnya. Media-media tersebut juga menjadi wadah terbuka yang menampung segala keluhan masyarakat dan semua orang di Indonesia, bahkan di dunia, dapat menanggapinya dengan bebas. Kasus-kasus yang menjadi “topik utama” dalam dunia maya juga beragam. Mulai dari seputar isu-isu politik dan pemerintahan, sepak bola, hingga masalah rumah tangga pun dapat menjadi bahasan menarik antarindividu pengguna situs jejaring sosial. Uniknya lagi, karena hanya dilakukan di balik layar komputer, adakalanya orang-orang yang tidak pernah atau jarang menyuarakan pendapat di dunia nyata justru malah “cerewet” lewat tulisan-tulisan di dunia maya. Sarana online berpotensi sebagai gebrakan baru dalam dunia pergerakan mahasiswa dan masyarakat sebab dapat memberikan pengaruh pada massa.
Mendapati berbagai realita yang terjadi di Indonesia, timbullah suatu keprihatinan yang cukup mendalam. Kekuatan sebenarnya yang dimiliki Indonesia dapat membuat Indonesia melakukan hal lebih daripada pencapaian yang didapatinya sekarang. Pun masih ada waktu untuk memperbaiki dan membenahi Indonesia dari aspek mendasar, meskipun hal tersebut membutuhkan waktu cukup lama dan usaha yang tidak “sekadarnya”. Di sinilah mahasiswa mulai ambil peran. Melalui “predikat” yang disandangnya, secara tidak langsung mahasiswa juga menjadi agent of change, iron stock, dan moral force. Ketiga fungsi ini “hanya” bisa dijalankan oleh sekitar 2% dari jumlah penduduk Indonesia yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.
Universitas Indonesia pun menjadi universitas terkemuka di Indonesia dan salah satu dari 200 perguruan tinggi top dunia. UI pun memiliki posisi strategis. Suara-suara mahasiswa UI yang kritis terhadap situasi politik dan pengambilan kebijakan publik sering dijadikan pertimbangan oleh para pengambil kebijakan. Berbagai kegiatan mahasiswa UI yang berhubungan langsung dengan masyarakat pun menjadi sarana pengabdian masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi “pedoman” dalam setiap nafas kegiatan mahasiswa. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat pun menjadi kata-kata “pamungkas” yang mendasari setiap kegiatan dan idealisme mahasiswa.
Mahasiswa sebagai kalangan akademis dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi-nya, berupaya menginternalisasikan nasionalisme dalam diri. Kondisi Indonesia saat ini, dengan “kesuksesan-kesuksesannya” jangan hanya menjadikan generasi penerusnya “malu” mengakui Indonesia, namun harus menjadikan keyakinan bahwa “hal memalukan” ini harus diperbaiki. Mahasiswa memang tidak bisa secara langsung dan “gampang” mengubah kebijakan pemerintah demi rakyat, atau bahkan ikut serta “satu ruangan” dalam pengambilan kebijakan tersebut, namun paling tidak setiap pemikiran demi pemikiran mahasiswa dapat menginspirasi masyarakat dan juga pemerintah.
Untuk saat ini, mungkin kurang relevan jika mahasiswa “hanya” menjadikan aksi-aksi demonstrasi sebagai “cara tunggal” untuk memperjuangkan rakyat. Forum-forum diskusi yang memberikan rekomendasi pada pemerintah, perjuangan lewat rangkaian kata dalam media massa, perjuangan tak kenal lelah seorang relawan pengabdian masyarakat, hal-hal tersebut pun menjadi sarana untuk memperbaiki Indonesia. Aksi “turun ke jalan” menjadi opsi terakhir jika pemerintah sudah “tuli” akan suara-suara di media.
Indonesia yang dulu, sekarang, bahkan Indonesia di masa mendatang pun membutuhkan mahasiswa-mahasiswa, segelintir orang-orang terbaik yang mampu membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan non-konvensional. Imperialisme modern berupa tekanan-tekanan ekonomi, politik, hukum, menjadi musuh riil yang harus segera disadari oleh setiap elemen masyarakat Indonesia, apapun peran dan jabatan mereka. Di antara ancaman eksternal yang menderu-deru Indonesia disertai “kebobrokan” internal pemerintah yang masih “egois” dengan dirinya, bangsa Indonesia merindukan sosok-sosok inspiratif yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, “turun tangan” memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan keteguhan idealisme yang dimilikinya.
Mahasiswa UI dengan segala kelebihannya, mahasiswa UI dengan segala idealisme yang mulai terbangun saat menduduki bangku kuliah, merupakan sebagian kecil dari unsur pembangun bangsa. Kerinduan dan keyakinan Indonesia akan lahirnya para “angkatan pejuang baru” pun ibarat pupuk yang memberikan harapan, Indonesia yang lebih baik. Kesadaran-kesadaran inipun perlu ditumbuhkembangkan di kalangan mahasiswa. Melalui berbagai diskusi dan obrolan santai, hendaknya satu dari setiap mahasiswa yang “sadar diri dan tanggung jawab bangsa” mampu menularkan semangat ini pada kawan-kawannya. Dengan demikian, mahasiswa tidak berjuang secara individu, akan tetapi secara kolektif membangun Indonesia.

Kerinduan dan penantian sebuah bangsa pada mahasiswanya Selengkapnya...

Friday, May 14, 2010

MENAKLUKKAN TAKUT

Sahabat..
Beranjaklah dari tempatmu
Jangan kau diam saja
Roda itu berputar terus

Sahabat..
Aq punya cerita..
Tentang aq..

NamaQ Lia
Aq dilahirkan sederhana
Dari bapak dan ibu yang bekerja seadanya
Tapi mereka mendidikQ luar biasa

Aq sekolah di samping rumah
Sebuah madrasah
Tiap pagi aq ke sekolah
Menyapa tetangga dengan ramah

Enam tahun berlalu
Lulus pun menunggu waktu
Hingga akhirnya pencapaian membawaQ

Aq masuk sebuah SMP Negeri
Awalnya aq ngeri
Anaknya pinter-pinter, keluaran SD Negeri
Tapi aq tak mau iri

Aq terus belajar dan berdoa
Aq disuruh ikut lomba rupa-rupa
Hingga aq sering keluar kota

Aq pun mulai menabung
Dari hadiah jika aq beruntung
Dapat HP sudah untung

Lulus SMP dengan bangga
Tak kalah dengan teman-teman sesama
Aq pun bingung mencari SMA
Bapak-ibu sedang tak ada dana

Aq pergi ke rumah saudara
Berharap rezeki Allah di sana
SaudaraQ tersenyum dan berkata,
“Sekolahmu aq yang dana”

Inilah aq di SMA
SMA di kota
Aq mendaftar dengan bangga sebagai keluaran desa
Berjanji pada bapak dan ibu, akan berprestasi di sana
Tiga tahun berlalu
Perjuangan keras tanpa ragu
TakutQ tak bendung langkahQ

TemanQ anak-anak kota
Cantik tampan nan kaya-kaya
Orang tuanya punya mobil dan Honda
Sedangkan aq naik sepeda pun tak bisa

Uang didapat dengan mudahnya
ATM sudah ada
Tunai pun tersedia
Kehidupan yang serba sempurna
Kelihatannya..

Aq tak mau minder
Tak mau ngiler
Lihat mereka makan burger
Tak mau keblinger
Lihat mereka pake Acer

Aq ya ini, Lia..
Aq sekolah dan cari uang sekadarnya
Nulis di majalah lokal kota
Buat nambah tabungan, pengalaman jua

Terus aq melatih diri
Untuk hidup mandiri
Melatih keterampilan mengasah potensi
Mematangkan jati diri

Sejarah hingga biologi
Teater hingga ekskul rohani
Semuanya Qtekuni

Jurnalistik tak pernah tinggal
Organisasi tak pernah tanggal
Aq belajar banyak hal
Bertemu berbagai ihwal

Bangun koneksi tak Qlupakan
Jejaring sosial beri bantuan

Kembali bertemu teman lama
Berbagi cerita sembari nostalgia
Banyak pencapaian di antara mereka
Motivasi pun bertambah seketika

Dari tiap kota
Aq selalu bawa bahagia
Banyak pengalamn itu Qsuka

Pernah aq dapat BlackBerry
Terpaksa Qjual ke saudara sendiri
Untuk mengisi tabungan di BNI
Sekaligus menutupi kebutuhan diri

Akhir tahun pendidikan
Iri aq lihat teman-teman
Semua bingung mikir kuliahan
Aq termenung sendirian
Tuhan, berikan aq kesempatan

Namun hatiQ berkata,
“Aq pasti bisa!”

Tak mungkin aq bergantung terus pada saudara
Aq harus mulai hidup mandiri dengan semangat baja
Menaklukkan ketakutan yang kian bersarang dalam dada

Lalu aq disuruh ikut PMDK
Aq daftar di BK

Tak terbayang tawaran itu datang
Qsambut dengan dada yang lapang
Qurus semua berkas dengan riang
Pengharapan itu kembali menjelang

Aq yakin ini jalan terbaik
Dari Allah Yang Mahabaik

Qmantapkan hati
Melangkah dengan pasti
Menjemput mimpi
Ikhtiar pun jadi santapan hari

UI pun teraih...

Insya Allah tak hanya mimpi
Beasiswa pun Qdapati
Hanya kepada Allah segala puja-puji

Aq pun pulang
Bapak dan ibu menyambut dan memelukQ dengan sayang
Aq menangis riang

Kini...
Aq menghitung hari..
Tak sabar hati ini
Menuju kota merih mimpi

Jakarta kota kota idaman
Bisakah Qtaklukkan????????????

Mei 2010 Selengkapnya...

Thursday, May 13, 2010

LIBURAN PANJAAAANG,, NGAPAIN YAA???

Haii Guys,,

Lagi bosen liburan panjaaaang di rumah sampe nunggu aktivitas kuliah??

Nee ada beberapa catetan yang mungkin bisa dijadikan refernsi ngisi waktu senggang::

BLOGGING:: Seruu juga buat nyalurin kreativitas menulis, desain, buat curhat, misuh (peace!!! :D), coret2,,, daripada bengong di depan komputer (paling mentok FB-an) lebih baik ngisi2 blog. Hohohooo.. Lumayan kan??? Sapa tau bisa kayak Gola Gong atau Raditya Dika

TRAVELLING:: Nee gak kalah seruu, cuma yaa ituuu.. Modalnya gak sedikit. Cocok dilakukan bareng teman2 yang juga jadi pengangguran di rumah. Biasanya ada yang suka backpacking-an, boleh juga tuuchhh!!!
Kunjungi aja kota2 baru yang bisa bikin nambah pengalaman,, atau berwisata ke wisata alami yang gak kalah menarik. Heheheeee..

DOING SOCIAL ACTIVITIES:: Beramal sambil liburan tepatnya.. Bisa dilakukan di panti asuhan, panti jompo, PMI, atau ngadaian bakti sosial di kampung. Asiik bgt kan??

BIKIN KLIPING:: Nambah ilmu, nambah koleksi bacaan, nambah kerjaan juga. Heheheee. Tapi bermanfaat lho.. Bisa dijadikan sumber ide klo ntar mau nulis2 atau mau bikin skripsi (???) Klo pengen murah,, ada triknya::: kertasnya minta temen, korannya “ngemis” di tetangga atau di perpus, lem 'n guntingnya minta ortu. Kocek tetep tebell.. Kliping tebell...!!!

OUTBOND:: Ada banyak tempat outbond yang bisa dijadikan ajang “pelampiasan”.. Salah satunya di Kaliandra, Prigen, Pasuruan,, deket2nya Malang gituuu dee... Klo pengen hemat,, bikin putbond sendiri aja.. Pake rafia, selang, bak plasti, terus ngambil games2 dari buku2.. Bolehhh juga...!!!

CIPTAIN LAGU:: Yaach .. Lagi boring, malez ngapa2in, ehh.. Keinget si dia!! Bikin lagu aja.. Sambil ngebayangin nee lagu bakal dilirik produser. MMMmmmm... Bisa jadi artis nich!!

CHATTING:: Nee klo mentok gak ada kerjaan. Dengerin musik, sambil tiduran, buka BBM ato YM ato mig33 atao apapun jujaaa, onlen dee.. Enaknya sambil ada cemilan. Hohohooo.. Nikmatnya duniaa!!!

Naahh, jadi anak muda kudu kreatif. Walaupun kere .. Tetep aktif!!! Tenang aja,, ada banyak jalan murah 'n menyenangkan buat ngisi liburan panjaaaaaang km!! :D Selengkapnya...

TENTANG SEBUAH HATI MANUSIA

Ini adalah sedikit rangkuman pengajian di Masjid Darussalam hari Ahad, 9 Mei 2010...
Tentang topik yang menarik,, HATI



Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah yang jika ia baik maka baiklah manusia itu,, dan jika ia buruk ma bhuruklah manusia itu...
Segumpal darah itu adalah HATI ...

Ada lima hal yang membuat hati menjadi keras bagaikan batu.
Lima hal tersebut adalah::
1.Tidak pernah berdzikir
2.Malas beribadah
3.Dosa dan maksiat
4.Cinta dunia
5.Penyakit-penyakit hati

Pertama, tidak pernah berdzikir. Tahukah Anda, bahwa ternyata dari setiap Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar, Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah,,, itu memiliki makna yang sangat kuat. Tidak hanya arti secara harfiah, tetapi juga makna yang sangat jauh jika lafadz2 itu benar2 diresapi di dalam hati.
Satu contoh, Subhanallah, Mahasuci Allah.. Allah memang Mahasuci dan kesucian-Nya sudah ada sejak dahulu,, sebelum Qta dilahirkan, bahkan sebelum dunia dan segala isinya diciptakan. Kesucian Allah tidak akan bertambah jika Qta menyucikan-Nya dan tidak pula berkurang jika Qta tidak menyucikan-Nya. Itu karena Dia benar-benar kesucian yang sempurna.
Lantas, apa maksud Allah memerintahkan Qta untuk berdzikir dengan Subhanallah???
Ternyata, setelah ditelusuri, makna Subhanallah jika Qta resapi dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan hikmah yang luar biasa, yakni:: menjadikan diri termotivasi untuk senantiasa menjaga kesucian baik kesucian lahir maupun kesucian batin..
Contoh lain adalah kata Alhamdulillah, mengucapkannya tidak hanya sekadar bersyukur kepada Allah, tetapi juga menyadarkan Qta bahawa hanya kepada Allah segala puji Qta haturkan. HanyaAllah yang pantas disanjung dan dipuji sedemikian rupa sehingga tidak pantas apabila manusia tumbuh menjadi sosok-sosok yang gila pujian..
Hati yang malas berdzikir, tidak akan pernah mendapatkan “pencerahan” dari Allah. Dzikir ibarat lampu penerang di antara kegelapan hati manusia.
Dzikir yang menerangi adalah dzikir yang diucapkan dengan lisan, dzikir dengan pikiran, dan dzikir dengan hati.. Ketiganya adalah suplemen ampuh untuk menjaga hati Qta.

Kedua, malas beribadah. Ibadah akan mendekatkan Qta kepada Allah. Dengan kata lain, hati yang malas beribadah akan semakin jauh dari cahaya Allah. Perbanyaklah beribadah, ibadah yang dilandasi dengan keikhlasan untuk Allah semata.

Ketiga, dosa dan maksiat. Hati itu ibarat cermin. Cermin datar yang jujur. Hati pun jujur, ia tidak pernah mau diajak berbohong atau melakukan maksiat.. Hati adalah cermin diri yang bersih. Sedangkan dosa dan maksiat ialah titik-titik atau noda-noda yang hitam yang kian lama kian menutupi hati. Jika pada akhirnya hati tertutupi oleh kotoran2 maksiat, maka ia tidak akan lagi mampu membedakan yang hak dan yang batil, yang baik dan yang dzalim. Noda-noda maksiat tidak boleh dibiarkan menempel di dalam hati Qta, agar kelak tidak dapat menutupi nuur dari Allah.

Keempat, cinta dunia dan melupakan akhirat. Ini merupakan perilaku tercela yang lebih mementingkan kehidupan dunia dan sama sekali mengbaikan kepentingan akhirat. Padahal Rasulullah Muhammad SAW telah menyatakan bahwa “Bekerja keraslah kamu di dunia seakan-akan kamu akan hidup selamanya; dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan kamu akan mati besok!”
Sebuah petunjuk yang riil untuk menjaga keseimbangan dunia dan akhirat. Hati yang cinta berlebihan terhadap dunia,, akan dibutakan oleh silaunya materialisme dan hedonisme, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dunia, maka hatinya telah benar-benar kotor dan terjerembab dalam kubangan dosa. Naudzubillah!!

Terakhir, penyakit-penyakit hati.. Ada banyak macam penyakit hati, antara lain:: sombong, angkuh, suka menyalahkan, dan yang paling berbahaya adalah penyakit iri dan dengki.. Hati yang sudah iri, hati yang sudah dengki, ia akan menghancurkan musuh-musuhnya dengan segala upaya. Hati yang iri itu ibarat api yang membakar habis kayu-kayu kebaikan yang telah diamalkan selam ini. Sia-sia saja hidupnya..

Melalui tulisan singkat ini, penulis ingin mengajak kepada Saudara-saudaraQ untuk menjaga hati, menjaga kesucian hati agar cahaya Allah dapat menghampiri Qta semua. Amin.. Selengkapnya...

Wednesday, April 14, 2010

KISAH TINTA MERAH

Aq menulis tinta merah penuh pengharapan
Sang kekasih memandang dari kejauhan
Sayup mata sesayup suasana

Aq menulis tinta merah penuh pengharapan
Pelangi yang memucat mati
Akankah hidup kembali?

Aq menulis tinta merah penuh pengharapan
Sang kekasih mengambil sayap dari gunung
Tertegun

Aq menulis tinta merah penuh pengharapan
Ohh!!
Patah
Habis
Mana isinya?
Mana?
Manaaaa!!!

Aq tak bisa menulis lagi
Tinta merah itu..
Sirna Selengkapnya...

STRATEGI REFORMASI MENGOKOHKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri atas beragam suku, ras, agama, dan budaya. Segala kemajemukan tersebut disatukan dalam satu tekad bertanah air, berbangsa, dan bernegara, yakni Indonesia. Bahasa Indonesia pun menjadi salah satu simbol perekat keanekaragaman tersebut. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Indonesia.
Bahasa Indonesia pun menjadi identitas kebanggaan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mempersatukan beragam bahasa daerah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang universal di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar ejaan dan penulisannya, merupakan tuntutan bagi seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali generasi muda. Hal ini merupakan perwujudan rasa cinta tanah air dan kebanggaan akan ciri khas bangsa tercinta.
Namun, bagaimanakah nasib penggunaan bahasa Indonesia saat ini, khususnya di kalangan generasi muda Indonesia?
Di tengah kemajuan teknologi dan arus globalisasi, bahasa Indonesia tetap bertahan. Maraknya penggunaan bahasa asing secara tidak langsung melunturkan kesadaran generasi muda Indonesia untuk menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia dianggap remeh, dianggap hal yang mudah dan sepele. Penerapannya pun sungguh sudah jauh dari aturan yang berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Suatu realita yang tidak dapat dipungkiri, generasi muda Indonesia saat ini sering tidak memperhatikan bahasa yang mereka gunakan dalam percakapan sehari-hari maupun dalam tulisan mereka. Mereka lebih bangga menggunakan kata elo dan gue dalam berbicara. Bahasa yang digunakan dalam tulisan pun banyak yang menyalahi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Misalnya, saat menulis kata “di rumah”, banyak pelajar yang menulis dengan “dirumah” yakni kata “di” ikut dirangkai. Padahal, aturan penulisan yang benar adalah penulisan kata “di” harus dipisah. Penggunaan huruf cetak miring untuk istilah, huruf kapital, sudah jarang diperhatikan oleh generasi muda Indonesia. Ironis sekali! Bahasa Indonesia yang seharusnya menjadi lambang persatuan dan kebanggaan, justru menjadi simbol yang tersia-siakan.
Saat ini, minat pelajar Indonesia untuk memperdalam pengetahuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pun masih sangat kurang. Terbukti dari keaktifan mereka saat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia maupun kurangnya kesediaan mempelajari EYD. Umumnya, para pelajar tersebut tak acuh saja dengan bahasa yang mereka gunakan. Inilah yang menyebabkan kemampuan pelajar Indonesia dalam berbahasa Indonesia masih kurang baik.
Arus globalisasi turut membawa dampak negatif bagi perkembangan bahasa Indonesia, terbukti dari berbagai sajian di media massa. Berbagai tayangan sinetron dan entertainment dengan bahasa gado-gado justru menjadi contoh yang buruk, menjadi tuntunan yang menyesatkan bagi generasi muda Indonesia. Generasi muda Indonesia lebih bangga dengan bahasa asing, bahasa gaul yang dianggap modern. Mereka tidak menyadari bahwa bahasa Indonesia merupakan kebanggaan dan identitas Indonesia yang harus senantiasa dipelihara.
Mengapa bahasa Indonesia dijadikan “anak tiri” di negeri sendiri? Padahal di Australia, bahasa Indonesia menjadi salah satu pelajaran bahasa asing pilihan yang digemari oleh pelajar di sana. Akankah ini terus-menerus terjadi?
Inilah saatnya reformasi penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda. Tanggung jawab generasi muda Indonesia mengembalikan kiprah bahasa Indonesia untuk meningkatkan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Tanggung jawab generasi muda mengembalikan kejayaan bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi yang kian menghantam bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia harus bangkit kembali!
Pertanyaannya, bagaimanakah strategi reformasi untuk mengokohkan kembali bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional?
Ada tiga strategi yang efektif dalam upaya pengokohan kembali bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan Indonesia.
Pertama, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemauan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari harus berawal dari kesadaran. Ada berbagai cara untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda Indonesia, antara lain melalui berbagai lomba seperti lomba menulis artikel, lomba majalah dinding, lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI), dan lain-lain. Selain itu, menayangkan program televisi berkualitas berbasis bahasa Indonesia yang baku juga dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda Indonesia.
Peran serta keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah juga harus ditingkatkan. Dimulai dari lingkungan keluarga, pembiasaan secara dini untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari akan memupuk kesadaran generasi muda dalam berbahasa Indonesia. Melalui tugas sekolah dan program pembiasaan bahasa Indonesia yang baku, sekolah dapat berperan serta membangun kesadaran siswa. Hal ini juga harus ditunjang dengan tindakan aktif masyarakat dan pemerintah, antara lain melalui penyelenggaraan seminar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda Indonesia akan penggunaan bahasa Indonesia.
Kedua, meningkatkan rasa nasionalisme generasi muda Indonesia. Kecintaan akan bahasa Indonesia berpangkal pada rasa nasionalisme yang dimiliki oleh para generasi muda Indonesia. Mengapa demikian? Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan seperti yang telah diikrarkan oleh pemuda Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yakni “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Rasa nasionalisme yang tinggi secara tidak langsung akan menuntun generasi muda untuk mencintai, dan selanjutnya menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, menciptakan pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan minat dalam mempelajari bahasa Indonesia adalah suasana belajar. Suasana belajar yang menyenangkan harus diciptakan melalui berbagai cara, antara lain: pembelajaran di luar ruangan (out door), pembelajaran berbasis media (misalnya: film, musik), atau variasi permainan yang fun namun “mengena”.
Keempat, memupuk kebanggaan dengan memperkenalkan bahasa Indonesia di dunia internasional. Kegiatan pertukaran pelajar menjadi salah satu sarana “mempromosikan” keindahan bahasa Indonesia di mata dunia. Melalui berbagai ajang pertemuan luar negeri, bahasa Indonesia “dipamerkan” sebagai identitas bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah kebanggaan. Tidak pantas jika generasi muda, pemilik bahasa Indonesia, malu menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia timbul untuk mempersatukan bangsa. Bahasa Indonesia adalah wujud tekad dan semangat untuk meningkatkan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Untuk itu, generasi muda menjadi tonggak untuk kembali mengokohkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Satukan tekad, satukan niat, bahasa Indonesia berjaya!



Kami tulis dengan hati kami untuk Indonesia dan bahasa Indonesia Selengkapnya...

CONVERSATION TASK

Latifa Nurrachma Pradany (15)/ Ma’rifatul Amalia (19)/ XII IPA 6
Situation:
(After flag ceremony, all of IPA 6 students go to the class and talks each others.
Lia and Dany discussing their plan to continue their study at university)

Lia : Dany, have you gotten a university?
Would you like to join PMDK?
Dany : I haven’t gotten a university. But I’ve already join to PBUTM UGM.
I wish I could be accepted there. Please pray for me.
And how about you?
Lia : I have been accepted in UI I have joined.
Alhamdulillah.. PPKB ways,,
Dany : Really? Congratulations!
Lia : Thank you. By the way, do you have another test in other university?
Or you have been sured to be accepted in UGM?
Dany : Of course I’m really sure ever 100%. We should have positive thinking, Gals!
Lia : Okay,, good expectation!
I hope the best for you. And how about your ITB test?
Would you like to continue it?
Dany : Yes, of course. ITB is my first target. I really try to be accepted there.
Lia : So, have you prepared to study for it? I hear that ITB test is very complicated and has several requirements and steps.
Dany : I have completed all of the requirements offer. Now, my task is to do the test well and be a student of ITB! Hahaha…
Lia : Okay.. Okay..
You are very confident. It is good for your future, Dany! Keep your spirit!
Dany : Yes, I hope so.
By the way, what are you going to do before starting your study at UI?
Lia : Maybe, I will take an accounting course. It is useful for my base study. As you know, I haven’t gotten this material in our class, right?
Dany : Yeah, I think it is better if you take a course of accounting program.
Lia : And how about your plan, Friend?
Dany : Lately, I just prepare everything to be accepted in ITB and UAN.
I don’t have more time,,
Lia : Yes, the time gone quickly. We will going to be university students.
I hope all of us can be accepted in each favorite university and develop our capability there.
Dany : Amin, yaa rabbal ‘alamin..

(The bell is ringing. Dany and Lia have to finish their talking and join the first class) Selengkapnya...

PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANGUN KEMBALI KARAKTER BANGSA INDONESIA

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar. Bangsa Indonesia memiliki berbagai nilai luhur yang agung. Nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari nilai-nilai Pancasila, yakni: nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan kekeluargaan, serta keadilan sosial. Nilai Pancasila pun terumus berdasarkan nilai-nilai yang sebelumnya telah berurat berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Lantas, nilai-nilai luhur tersebut menjadi acuan dan landasan berpikir bagi rakyat Indonesia sehingga akhirnya menjadi karakter bangsa Indonesia.
Apa yang dimaksud karakter?
Secara umum, karakter adalah watak. Watak merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing individu dan membedakannya dengan individu lain. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, karakter membedakan satu bangsa dengan bangsa yang lain. Suatu contoh, salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kekeluargaan dan gotong royong. Hal ini berbeda dengan karakter bangsa Jerman, Amerika Serikat, dan lain-lain. Karakter menjadi identitas suatu bangsa.
Karakter bangsa Indonesia yang terangkum dalam Pancasila selalu melekat dalam diri semua rakyat Indonesia. Sikap dan pola perilaku sehari-hari senantiasa mengacu pada tata nilai yang berlaku. Intinya, karakter bangsa juga merujuk pada nilai-nilai luhur bangsa.
Satu hal yang tidak dapat ditolak oleh bangsa Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia, yakni perubahan. Perubahan dalam berbagai aspek secara meluas antarnegara di dunia yang disebut globalisasi. Aroma globalisasi tercium hampr di semua negara.
Globalisasi datang dengan pembaharuan. Globalisasi pun mendatangkan berbagai dampak. Dampak positif dan negatif yang kian lama kian terasa, khususnya di Indonesia.
Dampak positifnya, globalisasi membawa berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu memudahkan hidup manusia. Penemuan mesin-mesin canggih di Amerika Serikat atau Jepang misalnya, sudah dapat diakses di Indonesia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi, industri, dan lain-lain, memberikan keuntungan yang besar bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu modal menuju pembangunan nasional.
Namun, masalahnya tidak berhenti di situ. Masih ada satu permasalahan penting yang mengganjal. Arus negatif globalisasi datang seiring dengan dampak positif yang berjalan cepat di Indonesia. Arus negatif tersebut telah menimbulkan berbagai kekacauan dan sedikit demi sedikit mengguncang tata nilai dan moral bangsa Indonesia, mulai meruntuhkan karakter bangsa yang telah lama dibangun di Indonesia.
Suatu contoh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan internet sebagai akses komunikasi cepat. Segala informasi dengan mudah didapatkan dari internet. Tetapi apa yang terjadi jika para pengakses internet, khususnya generasi muda, tidak memiliki filter yang kokoh untuk menyaring segala informasi yang diterima? Ini merupakan hal yang fatal. Maraknya situs pornografi yang mudaj diakses, situs kekerasan yang setiap hari bisa dilihat, semua itu mampu mengikis karakter dan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan niai-nilai luhur Pancasila.
Dewasa ini, tanda-tanda degradasi moral di tengah masyarakat Indonesia mulai nampak jelas khususnya di kalangan generasi muda. Tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, narkotika dan alcohol, menjadi hal biasa bagi generasi muda Indonesia. Padahal, mereka adalah tulang punggung yang kelak diharapkan mampu melanjutkan kehidupan bangsa Indonesia yang sejahtera dan berkepribadian Pancasila. Apa yang akan terjadi pada bangsa Indonesia kelak jika moral masyarakatnya sudah tidak tertata dan karakter luhur yang sudah tergerus zaman? Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kehilangan pedoman karena karakternya telah pupus.
Karakter bangsa Indonesia harus dikembalikan. Nilai-nilai luhur harus kembali ditanamkan, lalu diikat kuat-kuat dalam sanubari bangsa Indonesia. Pembangunan harus mulai diarahkan pada pembangunan karakter agar mampu mengimbangi pembangunan fisik dan menjadi penyeleksi kemajuan zaman.
Salah satu media dan sarana yang paling tepat dalam pembangunan karakter bangsa ialah pendidikan. Pendidikan merupakan strategi jangka panjang yang sistematik untuk membangun karakter bangsa. Pendidikan mampu menanamkan serta menjadi sarana internalisasi nilai-nilai kebangsaan dan kepribadian. Melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat, pembiasaan akan perilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila akan mudah terlaksana dan terpantau.
Selain pendidikan, ada satu lagi strategi membangun kembali karakter bangsa (character building), yakni melalui optimalisasi peranan perpustakaan.
Mengapa harus perpustakaan?
Menurut Mujiati dalam artikel berjudul Peranan Perpustakaan sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah, perpustakaan memiliki berbagai fungsi, yakni sebagai berikut.
1. Fungsi edukatif
Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum. Hal ini mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya kreasi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan pola pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa.



2. Fungsi informatif
Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat berbagai informasi bermutu dan up to date, disusun secara teratur dan sistematis, sehingga memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukan.
3. Fungsi administratif
Perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian, dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.
4. Fungsi rekreatif
Selain menyediakan buku-buku pengetahuan, perpustakaan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang.
5. Fungsi penelitian
Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber atau objek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.
Mengacu pada berbagai fungsi strategis tersebut, perpustakaan sangat tepat dimanfaatkan sebagai pembangun kembali karakter bangsa melalui optimalisasi perananannya.
Perpustakaan sebagai media pendidikan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pendidikan memegang peran penting dalam character building bangsa Indonesia. Pendidikan tentu berhubungan erat dengan informasi dan ilmu pengetahuan. Hal ini tentu bisa didapatkan secara lengkap di perpustakaan. Melalui buku-buku yang disediakan, menjadikan masyarakat menyadari jati diri mereka sebgaai bangsa Indonesia. Melalui buku-buku di perpustakaan, nilai-nilai kebangsaan dan budi pekerti luhur kembali disiram dan ditumbuhsuburkan.
Minat baca masyarakat harus ditingkatkan dengan berbagai program menarik dari perpustakaan, misalnya perpustakaan keliling, perpustakaan masuk desa, dan reformasi perpustakaan. Reformasi perpustakaan mencakup pembangunan perpustakaan yang memadai dari segi kualitas bangunan dan ukuran serta penataan ruangan, ditambah dengan profesionalisme pustakawan yang harus diterapkan.
Perpustakaan sebagai media konsultasi. Menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai gudang ilmu, tetapi juga sebagai “psikolog”. Di era globalisasi, di tengah kemajuan zaman, permasalahan pun semakin banyak dan bervariasi. Perpustakaan, sekali lagi melalui buku-buku yang disediakannya, mampu menjadi sumber inspirasi, konsultasi, menjadi sumur solusi yang membasahi hati yang kering oleh problematika kehidupan. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan buku-buku yang memberikan pemahaman akan karakter budaya bangsa dan watak kerpibadian bangsa Indonesia.
Perpustakaan sebagai sumber motivasi. Membangun kembali karakter bangsa bukan hal yang mudah. Apalgi saat ini tantangannya sudah semakin berkembang. Diperlukan motivasi yang kuat bagi bangsa Indonesia sehingga kesadaran untuk kembali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila tumbuh dan berkembang. Perpustakaan mampu menjadi sumber motivasi yang lengkap dan manjur. Buku-buku agama, filsafat, politik, kepribadian, bahkan kumpulan cerita pendek pun dapat menjadi sumber mata air motivasi bagi pembacanya. Motivasi melahirkan semangat dan semangat melahirkan kesuksesan.
Berikut ini bagan peranan perpustakaan dalam membangun kembali karakter bangsa Indonesia.
BAGAN
PERANAN PERPUSTAKAAN MEMBANGUN KEMBALI KARAKTER BANGSA















Peranan perpustakaan dalam membangun kembali karakter bangsa sangat besar. Oleh karena itu, perpustakaan harus dikembangkan. Masyarakat harus semakin mempererat hubungannya dengan perpustakaan agar upaya membangun kembali karakter bangsa dapat dilaksanakan dengan lancar.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang luhur. Karakter bangsa harus senantiasa dijaga demi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.


PUSTAKA
Mujiati. 2008. Peranan Perpustakaan Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah. Diakses tanggal 12 November 2009 di http://sdspawyatandaha2kdr.wordpress.com/2008/01/25/peranan-perpustakaan-sekolah-terhadap-mutu-pendidikan-di-sekolah/
Nashir, Haedar. 2008. Membangun Karakter Bangsa. Diakses tanggal 12 November 2009 dari http://akarfoundation.wordpress.com/2008/01/09/membangun-karakter-bangsa/ Selengkapnya...

WEDNESDAY, APRIL 14, 2010

Hari yang cukup cerah. Aq bisa bangun pagi dengan tenang, mandi lebih pagi, dan berangkat lebih pagi bersama Alffina. Meskipun perut keroncongan gak sarapan, tapi di sekolah aq udah disambut sekotak nasi krawu. Hmm…
Hari ini hari yang istimewa di XII IPA 6. Atmosfer kelas dipenuhi rasa sykur yang luar biasa. Nasi krawu yang kami makan bersama-sama ini merupakan tasyakuran dari Hanifa Iradatur Rahmani yang udah diterima PMDK di Teknik Informatika ITS dan Miranti Dewi Puspitasari yang diterima di Fakultas Kedokteran UNISSULA. Porsinya banyak, jauuuhh melebihi porsi makanQ biasanya. Tapi syukurlah, entah aq yang kelaparan atau porsi makanQ yang sebenarnya memang banyak, aq menghabiskan sekotak nasi padat itu, ditambah dua buah pisang dan satu gelas air (peace!! ^.^)
Huwaaa,,,
Koq jadi kayak tiga hari gak makan gini?? Padahal Qintip kotak nasi Robet dan ia gak habis. Marfian juga gak abizz,, Lona juga gak abiz. Tapi aq??? (T.T)
Gak apa-apa Lia. Tenang aja. Alffina Nurhasanah habis koqq,, meskipun dya menaruh sejuta kekhawatiran tentang berat bandannya yang over load ENAM kilo..
Sembari makan, kami pun ngobrol. Gak tanggung-tanggung, obrolan dilaksanakan berjamaah satu kelas!! Masalah pokok kami adalah persembahan untuk purna siswa nanti. Setiap kelas harus menampilkan persembahan untuk sekoolah. Usul sementara yang masih diterima adalah musikalisasi puisi dan tampilan slide show poto2 masa SMA (ciyyeee ^,^).. Namun keputusan belum dibulatkan karena belum ada pembagian tugas yang pasti.
Topik kedua, tentang rencana rekreasi. Ini yang membuatQ cukup pusing. Rekreasi akan dilaksanakan, rencananya, hari Jumat dan Sabtu lusa. Woww!! Mendadak sekali. Tapi mau bagaimana lagi?? Minggu depan temen2 udah banyak yang pergi bimbel. Huhuhuuu…
Setelah acara santap pagi selesai, kami berpencar. Ada yang ke lab bahasa, gazebo, ada juga yang stay di kelas. Kami sibuk mengerjakan ujian praktik bahasa Inggris, yaitu: writing application letter and curriculum vitae. Semuanya ditulis tegak bersambung. Sebebnarnya tugas itu udah dikerjakan di rumah. Hari ini kami tinggal mengoreksikan ke Mr. Parlin lalu menulis ulang sampai mendapatkan predikat OK!
Setelah kemarin, minggu lalu, aq menulis tugas awal dengan huruf tegak bersambung dan mengulang delapan kali, hari ini aq harus mengulang dua kali. Hfffttt… Namanya juga perjuangan, mesti ttep semangat!!
Tapi sebelum aq berkutat dengan segenap kertas folio dan penggaris, aq menyempatkan diri mengunjungi kelas X A dan XI IPA 2 untuk mendata para pengguna IM3 yang belum tergabung dalam IM3 Community SMANSA Tuban. Kemarin aq sudah mengunjungi 12 kelas (klo gak salah itung..). Ternyata, pengguna IM3 di sekolahQ banyak juga yaa, hihihihiii.. Buktinya, sekitar 200 lebih yang udah terdaftar di aq kemarin. Ini merupakan salah satu tugasQ sebagai IM3 Young Ambassador..
Pulang sekolah, kebiasaan lama gak sembuh juga. aq gak langsung pulang, melainkan bergabung dengan Aiz, Prastiwi, Lona, Robet, Ibnu, dan Marfian di gazebo. Ada Eko juga. Kami membahas berbagai hal, mulai dari lanjutan rencana rekreasi sampai membicarakan Eko yang kini menjadi vegetarian. Kapan lagi bisa kumpul kayak gini???
Sekitar jam 12 aq pulang. Gak pulang sich,, aq malah pergi ke daerah Wali Songo bersama temen2 buat cari kos2an semntara. Rencananya, aq akan les akuntansi selama dua minggu ini. Biar intensif n gak capek, aq mau nyari kos yang deket rumah Bu Endang, guruQ. Setelah melalui berbagai halangan dan rintangan, keluar-masuk rumah di siang bolong, aq menemukan kos murah, dua minggu 50 ribu, tanpa makan. Aq masih pikir2 dulu, kali aja ada tmnQ deket situ yang nawari tumpangan di rumahnya. Wkwkwkwkwkkk..
PerjalananQ belum berakhir. Aq mampir ke tempat servis HP di perempatan Borobudur, menyembuhkan HP-Q yang spare part-nya rusak. Untung gratis >.< karena rusaknya gak terlalu parah.
Jam 12.30 aq nyampe kos, lalu meminjam laptop Dx Illa, mengetik sembarang untuk Qmasukkan ke blog baruQ ini. Aq pun tertidur di depan laptop . . . Selengkapnya...

LET’S BE POSITIVE!!

Hidup emang gak selalu indah..
Kadang Tuhan gak memberi yang Qta inginkan..
Tapi Tuhan selalu memberi yang Qta butuhkan
Menjalani hidup ini, ingin meraih kesuksesan ..
Gak ada yang mau jadi gagal,, jadi terpuruk,, gak ada!!!
Semua menginginkan hal yang indah, tepat, positif,,
Positif???
Iya!! Positif..
Tuhan menganugerahi pikiran untuk menggerakkan otot..
Otot pun menggerakkan tulang-tulang,,
Tulang-tulang berjalan, menggenggam, mengambil, meraih..
Ke mana berjalan?
Apa yang digenggam?
Apa yang diambil?
Apa yang diraih??
Sesuai dengan komando “si otak”..
Klo otak memerintahkan positif, maka Qta pun akan menjadi positif
Klo otak udah mulai negatif,, Qta pun akan menjadi negatif..
Gak mudah menjadi positif..
Perlu latihan..
Perlu pembiasaan..
Setidaknya menjejali otak dengan kata “POSITIF”!!
Positif pada diri
Positif pada orang lain
Positif pada pekerjaan
Lalu semua yang positif akan mendekati Qta
Nothing is impossible..
The miracle can do things we can’t do
And the miracle is our mind..
What we become is what we think..
Klo Qta pikir Qta jelek..
Qta akan beneran jadi jelek
Klo Qta pikir Qta lemah
Qta akan benar2 jadi lemah
Tubuh Qta bunuh energi yang luar biasa
Energi itu datangnya dari pikiran
Jangan pernah membebani pikiran dengan hal-hal buruk dan kekhawatiran2 tak beralasan
We think we can and we can!!
So, let’s be positive!!
Tanamkan dalam pikiran,
Aq akan jadi orang besar
Aq akan menaklukkan dunia
Aq akan pulang dengan sesuatu yang luar biasa…!!!
Ucapkan, lalu rasakan aliran semangat baru dalam darahmu
Buka pikiranmu, kaki dan tanganmu akan bekerja keras mematuhi perintah otakmu untuk menjadi luar biasa..
Sebentar lagi, kau akan berlari menuju duniamu..
So, let’s be positive!! Selengkapnya...

Tuesday, April 13, 2010

AQ "SATU"

Manusia selalu memiliki rencana indah dalam hidupnya..
Pengen kaya, pengen cantik, terkenal, dikagumi, ..

Tapi apa yang terjadi klo ternyata ia dilahirkan miskin, tak menarik, tak dikenal, dan diremehkan???

Siapa yang disalahkannya??

SahabatQ,,

Klo kalian punya pikiran seperti itu, maka satu hal yang harus kalian ingat::
"Allah punya rencana yang jauhhhh lebih indah untuk Qta""

Aq pernah punya pikiran seperti itu. Sering malahan...

Tapi sekali lagi,, aq ingat bahwa rencana Allah buat aq tuu indaaahhh bgt...

Dan..

Itu terbukti... Selengkapnya...

MERAIH MIMPI Song by: JRocks

Mari berlari meraih mimpi
Menggapai langit yang tinggi
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati

Kuatkan diri dan janganlah kau ragu
Tak kan ada yang hentikan langkahmu

Ya ya Qta kan terus berlari
Ya ya tak kan berhenti di sini
Ya ya larilah meraih mimpi
Ya ya hingga nafas kan berhenti

Q akan bertahan hadapi rintangan
Perlahan-lahan dan menang
Jalani hari dengan berani
Tegaskan suara hati.. Selengkapnya...

PO: PRESTASI EKSKUL BARU

Berawal dari kehadiran lima siswa SMAN 1 Tuban yang rutin berlatih di GOR Tuban, kegiatan ekstrakurikuler Pencak Organisasi (PO) mulai berkembang di sekolah kita tercinta.
Apa itu PO?
PO merupakan singkatan dari Pencak Organisasi. Ia merupakan salah satu perguruan pencak silat di Indonesia yang didirikan oleh R.M. Imam Suja’i di Lumajang, pada 27 Agustus 1927. PO pun cukup berkembang di Indonesia. PO di SMAN 1 Tuban mulai resmi menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler sejak Mei 2009. Sampai saat ini, PO masih eksis dengan sekitar lima puluh orang anggota.
Sebagai ekskul baru, namun PO sudah mulai menunjukkan “aksi”-nya dalam membawa nama harum SMAN 1 Tuban di tingkat nasional. Buktinya, pada 19 hingga 24 Desember 2009 kemarin, lima atlet PO asal SMAN 1 Tuban pun meraih prestasi dalam Kejuaraan Nasional Pencak Organisasi Cup I yang berlangsung di Lumajang.
Apa aja prestasinya?
1.Alfiana Almi Putri (XI IPA 4) memperoleh medali perunggu pada Kelas Tunggal Putri Remaja,
2.Dyah Ayu Setyorini (XI IPA 5) memperoleh medali perak pada Kelas H Putri Remaja,
3.Ichwan Saefudin (XII IPA 5) memperoleh medali emas pada Kelas Bebas Dewasa,
4.Eko Septianto (XII IPA 6) sebagai juara harapan I Kelas Tunggal Putra Dewasa, dan
5.Wulyo Hengki S. (XI IPA 6) lolos perempat final Kelas E Putra Dewasa.

Latihan PO yang berlangsung setiap hari Senin dan Jumat pukul 15.30 sampai 17.30 sore hari ini dilatih oleh Eko Septianto (XII IPA 6), dengan asistennya A. Ardi W. (XII IPA 7), Alfiana Almi Putri (XI IPA 4), dan Dorinda Nuraini (XI IPA 7). Keseriusan dalam berlatih, akhirnya membuahkan hasil yang maksimal.
Sebenarnya, sebelum PO resmi berdiri di sekolah kita tercinta, sudah banyak siswa SMAN 1 Tuban dari perguruan pencak silat PO yang menorehkan prestasi, antara lain:
1.Tahun 2008, PO mewakili SMAN 1 Tuban sekaligus Kabupaten Tuban atas nama Eko Septianto sebagai:
a.Juara harapan I PORPROV I Jawa Timur pada Kelas Tunggal Putra.
b.Juara III POPDA VIII Jawa Timur pada Kelas Tunggal Putra.
c.Juara II O2SN Jawa Timur.
2.Prestasi tahun 2009, antara lain:
a.Alfiana Almi Putri sebagai juara II Kejurda Piala Gubernur V Jawa Timur dan juara III O2SN Jawa Timur pada Kelas Tunggal Putri.
b.Eko Septianto sebagai juara II Kejurda Piala Gubernur V Jawa Timur pada Kelas Tunggal Putra.
c.A. Ardi W. sebagai juara II Kejurda Piala Gubernur V Jawa Timur pada Kelas Beregu Putra.
d.Dorinda Nuraini sebagai juara III Kejurda Piala Gubernur V Jawa Timur pada Kelas Beregu Putri.

Semoga prestasi yang diraih mampu menjadi motivasi untuk terus berkarya. Amin. Selengkapnya...

SAVE OUR EARTH, SAVE OUR ENVIRONMENT

Young generation is an agent of change. They have important role in all aspects, include environment. One of the young generation’s task is keeping the environment. Nowadays, there are many pollution and break environment in our country. Increase of electric machine and motorcycle doesn’t balance with amount of trees. It makes people difficult to find fresh air especially in big city.
There are several ways to save our environment.
First, minimalist the pollution (air, water, ground pollution). For example: by using bike to go to school, decrease the using of plastics, throw our waste in the right place (dust bin), etc. They will give big influence for our environment.
Second, planting some trees. Many places such as: city town, edge of ways, and place near the beach need some trees. Trees can make fresh air because they take carbon dioxide to their process of photosynthesis and produce oxygen.
Third, give participation in saving our environment activity. That is better to persuade your friends to keep their environment.
Fourth, make creative activity to save our environment. Maybe summer camp, out bond, tour to the forest, etc. It can increase our awareness that environment needs us to keep it.
Come on, it’s time to show your creativity and your active participation! Save our earth, save our environment! Selengkapnya...

AQ, MIMPI, ‘N IM3 WUJUDKAN MIMPI!

Dear all,,
Panggil aq Amalia. Saat ini aq duduk di kelas XII di SMA Negeri 1 Tuban, Jawa Timur.
In this article, I wanna tell u about IM3 and my fantastic
dreams!!
Pertama aq pake IM3 tuch waktu kelas 2 SMP,, ‘tu juga pertama kali aq beli handphone dengan tabungan sendiri. Setelah aq pake terus, ternyata banyak banget benefit yang diberikan IM3. Mulai dari tarif SMS ‘n telepon yang muraaahhh bangetzzzz!!! (Bonus 100 SMS per hari, telepon Rp0,1 per detik ☺) sampai tarif internet yang makin lama makin murah (Rp0,3 per kb ☺) but tetep jaga kualitas sinyal plus GPRS lancar. Sampe saat ini, aq masih setia ma IM3, gak pernah selingkuh dech..!!
Gak cuma tarif murah di kantong, IM3 juga emang bener-bener klop ma remaja sekarang. Buktinya, IM3 selalu punya event-event seru yang melibatkan remaja, mulai dari konser musik, festival band, blog competition, jalan sehat, hingga pemilihan IM3 Young Ambassador yang mewujudkan impianQ “liburan plus plus” tahun lalu.
Melalui berbagai seleksi public speaking ‘n talents performance plus dukungan SMS dari teman-teman dan sodara-sodara, tahun lalu aq dinobatkan jadi IM3 Young Ambassador 2009. Aq bergabung di liburan paling menyenangkan dalam hidupQ. Bertemu 59 teman dari seluruh Indonesia, melihat langsung stasiun bumi Indosat di Jatiluhur, nginep di beberapa hotel mewah (hehehe.. ☺), make over bareng Mustika Puteri, mix and match baju bareng GoGirl, photo session bareng Bintang Indonesia, belajar public speaking, kunjungan ke media, ngrasain siaran di Prambors FM, sampe ketemu artis-artis ngetop kayak The Virgin, Saykoji, ikutan konser musik Hits di RCTI, merasakan malam puncak di Hard Rock Café, ‘n ending-nya … Bawa pulang BlackBerry Indosat!!! Bener-bener liburan plus plus! Refreshing, belajar, dapet pengalaman segudang, ‘n yang gak kalah penting, dapet banyak temen yang ‘n gokil (miss u, Friends!! ☺). Thanks a lot IM3!!!!!!
MimpiQ masih banyak.
Aq punya geng seru di sekolah. Namanya Kejora (tempat curhat, tempat ketawa, bahkan tempat marah!! Hehehee.. ☺). Saat Indosat punya gawe di sekolahQ, yaitu: IM3 Hai Skulizm, aq ‘n geng ikut lomba geng gitu dech, bikin yel-yel. And we are the winner!! Seneng, bangga, bikin geng kami terkenal seantero sekolah, ‘n bikin kami tambah kompak. Thanks IM3!!
Sekarang aq punya mimpi lagi. . .
Aq suka menulis. Menulis udah jadi hobiQ sejak SMP. Aq suka nulis artikel, cerpen, puisi, banyak lagi yang lain. Dulu aq bahkan pernah punya blog, tapi sayang aq lupa password-nya (peace! ☺). Waktu aq tau IM3 ngadain Blog Competition, aq ingin show up diriQ. Keinginan supaya tulisanQ dikenal banyak orang mulai muncul lagi. Aq memberanikan diri ikut kontes itu dengan harapan mimpiQ akan benar-benar terwujud. Mimpi untuk menjadi Raditya Dika ‘n Diana Rikasari seakan siap jadi kenyataan di event ini. Apalagi, JRock udah menunggu!! (aq siap ngobrol bareng JRock☺) Kalian punya mimpi apa?? Ayo IM3-ers, IM3, RAIH MIMPIQ, RAIH MIMPIMU, RAIH MIMPI QTA!!!!!!
Kuatkan diri dan janganlah kau ragu Tak kan ada yang hentikan langkahmu
Ya..ya..kita kan terus berlari
Ya..ya..tak kan berhenti di sini
Ya..ya..larilah meraih mimpi
Ya..ya..hingga nafas tlah berhenti ☺☺☺ Selengkapnya...

PEMUDA TUBAN, BANGUNLAH!!!

Tuban. Kota wali, kota seribu gua, terkenal dengan pantai Boom dan kecap LARON, serta masih banyak lagi sebutan bagi kota Tuban tercinta. Semuanya merupakan potensi yang harus terus diberdayakan menuju kesuksesan pembangunan.
Potensi geografis. Letak kota Tuban yang berada di wilayah jalur Pantura membuat Tuban senantiasa dilalui orang-orang yang akan bepergian ke Semarang, Surabaya, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Daerah yang berada dekat pantai pun memungkinkan untuk dikembangkan menjadi area wisata dan penangkapan ikan laut yang sudah cukup diusahakan di Tuban, terutama di wilayah Palang, serta pembudidayaan udang di daerah Jenu. Potensi wisata baik wisata alam maupun wisata religi tidak perlu dipertanyakan lagi. Siapa yang tidak kenal Sunan Bonang?? Beliau adalah salah satu wali songo yang saat ini makamnya berada di kota Tuban, sebelah barat alun-alun kota Tuban. Itu baru beberapa potensi. Belum lagi melirik potensi pertambangan, berdirinya PT Semen Gresik, TPPI, Petrochina, membuktikan bahwa Tuban kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Potensi daerah ibarat “bahan mentah” yang harus diolah dan dikelola oleh “sang putra daerah”.
Pemuda adalah aset. Pemuda adalah mutiara, harta karun terpendam yang kelak meneruskan kehidupan bangsa menuju perbaikan dan kemajuan. Wujud kepedulian pemuda pada bangsa dan negaranya antara lain dapat ditunjukkan dengan peran mereka terhadap pembangunan di daerahnya dan di negaranya. Sebagai real action dari kepedulian anak bangsa terhadap pembangunan nasional, dapat diawali dari kontribusi mereka terhadap pembangunan dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yakni pembangunan daerah.
Suatu kondisi yang memprihatinkan saat menyaksikan pemuda Tuban malah asyik nongkrong di pinggir pantai dengan pakaian bak artis top, asyik bermesraan dengan sang kekasih, asyik balapan motor, tanpa mereka menyadari betapa besar tanggung jawab yang harus mereka lakukan untuk bangsa Indonesia umumnya, dan untuk Tuban khususnya. Agen perubahan itu justru malah terlena oleh kemudahan yang disajikan di depan mata!
Kalau terus-menerus seperti ini, siapa yang akan melanjutkan perjuangan tetesan demi tetesan keringat untuk memajukan Tuban?
Pada bulan ini, Oktober, bulan Sumpah Pemuda, hendaknya para pemuda mereformasi kembali semangat mereka, semangat untuk membangun Tuban tercinta. Niat yang bulat, tekad yang kuat, akan menjadi awal yang bagus untuk mengobarkan semangat “darah muda” yang kreatif, inovatif, ideal, visioner, cerdas, dan terampil.
Berangkat dari niat yang tulus, akan melahirkan usaha dan kerja keras. Seperti apa wujudnya???
Maksimalisasi potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peran dalam kehidupan. Seorang pemuda pelajar, melaksanakan tugas dan kewajiban untuk senantiasa belajar, meraih cita-cita, memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi lingkungannya, lalu diamalkan. Seorang pemuda yang telah bekerja di bidang tertentu, melaksanakan pekerjaannya dengan tekun hingga dapat menciptakan inovasi baru di bidang pekerjaan yang digelutinya.
Setelah mendapatkan SDM unggul dan berkualitas, tibalah saatnya mengelola potensi yang dimiliki daerah dengan maksimal, namun bijaksana. Maksimal berarti seluruh potensi daerah baik wisata, alam, budaya, dan sebagainya harus di-manage dengan baik. Bijaksana, dalam pengertian tetap memperhatikan dampak terhadap kelestarian lingkungan.
Tuban adalah milik semua warga. Saat ini Tuban pun tengah berusaha untuk membangun, tidak mau tertinggal arus pembangunan daerah-daerah lain di Indonesia. Kunci pembangunan ada dalam pemuda Tuban. Pemuda Tuban bisa, pemuda Tuban pun mampu bersaing tidak hanya di “kandang”, namun mulai berbicara banyak di kancah provinsi maupun nasional.
Pada momen peringatan Sumpah Pemuda, marilah sejenak renungkan, alangkah indahnya menjadi manusia yang bermanfaat untuk lingkungannya, untuk daerahnya, bangsa dan negaranya. Membangun daerah bukan untuk menimbulkan kesombongan dan keangkuhan serta fanatisme kedaerahan, namun justru untuk turut serta membangun Indonesia yang lebih baik. Bermula dari Pemuda Tuban, lantas ditiru oleh pemuda di daerah-daerah lain, tentu akan meningkatkan kualitas bangsa di mata dunia. Inilah saat yang tepat utnuk menunjukkan bakti pada bangsa. Sudah waktunya pemuda Tuban bangun dari tidur mereka, bangkit dari leha-leha mereka, menyongsong masa depan gemilang. Mari!


Peringatan Sumpah Pemuda 2009: Untuk Pemuda Tuban Selengkapnya...

BELAJAR KELOMPOK, WHY NOT??!!

Manusia diciptakan oleh Tuhan YME sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu memiliki karakteristik dan potensi masing-masing yang membedakannya dengan manusia lain. Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dan kerja sama dengan orang lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga eksistensi dirinya dan survive dalam hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada permasalahan dan kebutuhan yang tidak dapat diselesaikan atau dicukupi sendiri. Seorang petani tidak mungkin melakukan pekerjaannya sendiri, mulai dari menanam bibit hingga menciptakan alat penggiling padi. Ia pasti membutuhkan kerja sama dengan para insinyur dan ahli mesin untuk mendukung usahanya. Demikian pula seorang pedagang beras, penjahit, guru, dokter, tukang pijat, semuanya membutuhkan orang lain dalam kehidupan mereka.
Kodrat manusia untuk bekerja sama dengan orang lain tidak hanya dimulai setelah mereka dewasa, tetapi sudah dimulai sejak manusia berada dalam kandungan sang ibu. Mereka membutuhkan nutrisi dari ibunya, membutuhkan perawatan dan pemeriksaan dokter, membutuhkan bantuan bidan saat kelahiran, begitu pun berlanjut hingga manusia mencapai ajalnya. Memandikan, mengafani, menguburkan, dan mendoakan, semua itu dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka. Intinya, manusia benar-benar tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Salah satu contoh kerja sama yang sangat sederhana adalah belajar kelompok. Hal ini biasa dilakukan oleh para pelajar SD, SMP, hingga SMA, bahkan diskusi antarmahasiswa saat kuliah. Belajar kelompok merupakan salah satu cerminan bahwa manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupan mereka.
Apa maksudnya?
Belajar kelompok berarti berdiskusi, belajar bersama-sama. Siswa yang pandai mengajari teman-emannya yang belum mengerti tentang suatu mata pelajaran. Disadari atau tidak, belajar kelompok memiliki beberapa manfaat.
Siswa lebih mudah memahami pelajaran. Teman sebaya memiliki kepribadian yang hampir sama, mampu mengerti dan memahami cara belajar teman-temannya. Dengan demikian, teman yang diajari akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran. Inilah yang dinamakan students teach students.
Berikutnya, belajar kelompok dapat mempererat persatuan dan mengikat keakraban serta persahabatan. Belajar kelompok merupakan “nongkrong plus-plus”. Plus manfaat, plus kekompakan, plus kegembiraan.
Namun, tak dapat dipungkiri memang ada beberapa kekurangan dalam belajar kelompok, yakni adakalanya terlalu banyak “bergosip ria”, bercanda hingga lupa tujuan semula. Ini justru menjadikan belajar kelompok “sekadar kumpul” yang tidak membawa manfaat.
Sebenarnya, penyimpangan tujuan belajar kelompok dapat disiasati dengan beberapa cara berikut.
Pertama, fokus dan konsentrasi. Berangkat dari rumah, niatkan dengan ikhlas untuk belajar, bukan untuk lain-lain”. Saat belajar pun, pusatkan perhatian pada materi yang sedang didiskusikan.
Kedua, jalin kearaban dengan anggota kelompok belajar. Satukan hati, kuatkan tekad, dan bulatkan niat untuk bersama-sama mengapai kesuksesan. Jangan ada perasaan benci atau tidak suka yang menyebabkan ketidaknyamanan saat belajar.
Ketiga, perlu ada intermezzo. Sedikit guyonan yang mampu mencairkan suasana. Jangan ciptakan suasana kaku terus-menerus. Berilah nuansa fresh tapi serius. Iuran membeli cemilan atau minuman dapat menambah hangat suasana belajar.
Keempat, cari waktu yang tepat. Jangan terlalu malam karena banyak efek negatif baik efek fisik maupun timbulnya fitnah. Pilih waktu yang pas untuk semua.
Kelima, on time. Inilah kunci kesuksesan. Disiplin waktu. Jangan meremehkan waktu dan janji. Berusaha datang tepat waktu agar tak banyak waktu terbuang. Semua ini berangkat dari kesadaran individu.
Kesimpulannya, jangan takut belajar kelompok dapat merusak konsentrasi. Justru bagi siswa yang menyukai belajar dalam suasana ramai, belajar kelompok akan sangat membantu dalam penguasaan materi. So, belajar kelompok, why not?! Selengkapnya...

SOLUSI JITU MEMINIMALISASI HAMBATAN DAN DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN INTERNET BAGI REMAJA DI INDONESIA

Menurut asal katanya, internet adalah adalah singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai sebuah jaringan komputer dalam skala global dan mendunia. Jaringan komputer yang dapat membuat masing-masing komputer saling berkomunikasi.
Saat ini, penggunaan internet sudah bukan hal baru, terutama dalam penyelenggaraan program pendidikan. Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh beberapa market research di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia menyimpulkan bahwa sebagian besar pengguna internet berasal dari dunia akademik; yang mengakses internet dari sekolah. Internet memacu dan mendukung siswa untuk berprestasi.
Hambatan
Semua golongan dapat menikmati jasa internet dengan mudah. Mengapa demikian? Seandainya tidak ada internet atau perangkatnya di rumah, para pengguna dapat memanfaatkan jasa warnet yang semakin menjamur di mana-mana. Hal ini akan mudah dan terjadi dengan alami di kawasan kota atau kabupaten. Lantas, bagaimana dengan kawasan di daerah yang masih sulit menjangkau internet? Ironis sekali! Perbedaan geografis di tiap-tiap wilayah juga merupakan hambatan kemerataan penggunaan internet di Indonesia.
Untuk menyediakan fasilias internet khususnya di sekolah, apalagi di rumah, membutuhkan perangkat yang berupa software dan hardware yang tidak murah. Guna mencukupi semua itu, dibutuhkan dana yang besar. Ini akan menjadi hambatan serius bagi pengembangan pembelajaran dengan internet di sekolah.
Ada lagi hambatan yang juga esensial, yakni hambatan secara moral dan personal, salah satunya ialah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dapat dibayangkan bila software dan hardware yang dibutuhkan sudah tercukupi, namun justru SDM yang kurang memadai, maka program pengembangan internet di sekolah juga tidak akan berjalan lancar. Sumber Daya Manusia yang belum optimal dapat menjadi hambatan serius pemerataan penggunaan internet di Indonesia.
Memperpendek jarak dan waktu, mempercepat waktu mendapatkan informasi dan wawasan meruakan manfaat internet yang tidak dapat dipungkiri lagi. Namun satu hal yang juga tidak dapat dihindari, yakni: adanya risiko penyalahgunaan internet untuk hal-hal negatif, misalnya pornografi yang secara sembarangan masuk tanpa filter.
Sebuah dilema besar bahkan menghinggapi benak masyarakat. Di satu sisi, penggunaan internet memberikan keuntungan dalam penyampaian informasi sekaligus mempermudah mengembangkan wawasan pengguna. Tanpa menggunakan internet, masyarakat akan statis. Ketinggalan zaman. Tidak mampu berkembang. Namun di sisi lain, dampak negatif internet senantiasa mengancam pengguna internet di seluruh Indonesia.
Bagaimana solusinya?
Sebuah konsep menarik diharapkan mampu menjadi solusi bagi serangkaian hambatan penggunaan internet di Indonesia. Gambaran konsep tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.









Untuk meminimalisasi hambatan dan dampak negatif penggunaan dan pengembangan internet, diperlukan kerja sama yang intensif antara pemerintah, guru dan orang tua, serta para pengguna internet. Dengan demikian, akan terjalin simbiosis mutualisme yang harmonis, melalui pengadaan training, kreasi blog, dan lain-lain.
Dengan demikian, pemerintah hendaknya mulai memperhatikan kawasan pedesaan dan pelosok yang belum terjamah internet untuk selanjutnya menyelenggarakan program ”Internet Masuk Desa, Internet Merata di Indonesia”. Akan lebih baik lagi jika pemerintah memberikan internet gratis bagi sekolah-sekolah yang belum mampu menyediakan internet di sekolah. Kesadaran bagi pengguna internet untuk merawat sarana-prasarana internet juga dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan penggunaan dan pengembangan internet di Indonesia. Selengkapnya...

PERPUSTAKAAN, LAHAN INSPIRASI MASYARAKAT! Profil masyarakat cinta perpustakaan di Kabupaten Tuban, membangun inspirasi dari perpustakaan

I. PENDAHULUAN
Menuju pembangunan nasional. Ya. Itulah yang saat ini tengah dijalani oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai hasil pembangunan yang maksimal, salah satu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah melalui perpustakaan.
Sampai saat ini, upaya pemerintah membangun perpustakaan terus digalakkan. Pendirian perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, bahkan perpustakaan keliling pun ditunjang dengan penambahan koleksi buku, baik jumlah maupun jenisya. Jumlah pengunjung perpustakaan pun mengalami peningkatan.
Suatu contoh, Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban yang terletak di Jalan Sunan Kalijaga memiliki koleksi 17.000 eksemplar buku yang terangkum dalam enam ribu judul buku. Jenis bukunya pun beragam, mulai dari karya umum, sastra, fiksi, agama, filsafat, hukum, pertanian, peternakan, ekonomi dan bisnis, politik, hingga koran, majalah, dan bacaan anak-anak, ditambah pula dengan referensi tentang sejarah kota Tuban. Koleksi yang lengkap ini mengundang 100 hingga 150 pengunjung per hari untuk membaca di tempat dan lebih kurang 700-800 peminjam buku per bulan.
Membaca berarti menambah masukan wawasan dan ilmu pengetahuan. Ilmu yang dimiliki, tidak akan berguna jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan. Inilah poin penting dari harapan pembangunan perpustakaan. MENJADI LAHAN INSPIRASI. Memang banyak masyarakat cinta membaca, cinta perpustakaan, dan itu adalah hal yang positif. Namun akan lebih baik jika follow up, tindak lanjut, dari membaca itu nampak dalam kehidupan masyarakat sehingga PERAN NYATA perpustakaan dapat dirasakan oleh masyarakat.

II. PERMASALAHAN
Berdasarkan pendahuluan yang telah penulis uraikan, permasalahan yang penulis tonjolkan untuk dibahas adalah tentang peran nyata Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban sebagai lahan inspirasi yang mendukung kehidupan masyarakat Tuban.

III. TUJUAN
Tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
1.Memberikan motivasi pada masyarakat untuk gemar membaca dan mengunjungi perpustakaan.
2.Meningkatkan kegemaran masyarakat akan budaya baca dan mengunjngi perpustakaan.
3.Memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat Indonesia untuk menjadikan perpustakaan sebagai lahan inspirasi.
4.Memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk terus berkarya nyata melalui perpustakaan.

IV. LANDASAN TEORI
Pengertian dan fungsi dasar perpustakaan
Seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional”(Rohanda:2000).
Dalam artikel berjudul Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah (2000), Rohanda juga menyatakan bahwa pengertian perpustakaan mengarah pada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustaka; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.

V. PEMBAHASAN
Selain sebagai sumber informasi, sebenarnya perpustakaan merupakan lahan iinspirasi yang luas. Dari berbagai pengetahuan yang didapatkan dari perpustakaan, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan sebuah karya nyata.
Berikut ini beberapa profil masyarakat cinta perpustakaan yang sukses menjadikan perpustakaan sebagai lahan inspirasi.

1.Bapak Heri Kustomo (Guru SMPN 1 Rengel, Kabupaten Tuban)
Bapak Heri Kustomo menjadi anggota Perpustakaan Umum Tuban sejak tahun 2004. Namun karena jarak tempat tinggal dari perpustakaan yang cukup jauh, beliau hanya mengunjungi perpustakaan sebulan sekali. Beliau sering meminjam dan membaca buku-buku tentang sejarah lokal dan nasional, pendidikan, metodologi penelitian, kebahasaan, sastra, dan literatur-literatur tentang karya ilmiah. Kegemaran beliau dalam membaca dan meminjam buku di Perpustakaan Umum Tuban melahirkan inspirasi bagi beliau untuk berkarya dan berprestasi. Berkat adanya Perpustakaan Umum Tuban memudahkan beliau mendapatkan tema, mencari literatur, sehingga beliau berhasil menjadi Enam Penyaji Terpilih dalam Lomba Penulisan Naskah Sejarah Provinsi Jawa Timur. Saat itu, referensi Pertempuran Tuban dan Mataram yang beliau baca dari Perpustakaan Umum Tuban menjadi sumber ide cerita yang beliau tulis. Saat membina siswa, keberadaan Perpustakaan Umum Tuban lagi-lagi banyak membantu beliau sehingga lahirlah karya siswa beliau , yakni karya tulis tentang budaya Maibit. Karya tulis tersebut menjadi juara II dalam Lomba Karya Tulis Bahasa Jawa Se-Kabupaten Tuban. Beliau berhasil menjadikan perpustakaan sebagai lahan inspirasi dalam menulis.

2.Bapak Sakin (Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tuban)
Tujuh belas tahun pernah bekerja di Perpustakaan Umum Tuban telah membawa Pak Sakin menjadi salah satu tukang pijat andalan sebagai pekerjaan sampingan di Tuban. Apa rahasianya? Bacaan tentang pijat refleksi yang tersedia di Perpustakaan Umum Tuban memberikan tambahan pengetahuan bagi beliau yang akhirnya semakin menambah keterampilan beliau dalam memijat. Beliau pun tergolong sukses menjadikan perpustakaan sebagai lahan inspirasi. Keberadaan perpustakaan berhasil menambah taraf hidup beliau dan mendukung karir beliau.
3.Bapak Nur (Karang Indah, Tuban)
Bapak Nur memang tidak memulai usaha dari buku yang beliau baca. Namun beliau pun temasuk orang yang membangun inspirasi dan motivasi diri dari perpustakaan. Saah satu buku yang gemar beliau baca adalah buku-buku keagamaan. Setelah membaca buku-buku itu, beliau mengaku mendapatkan motivasi, pengetahuan tambahan tentang agama, misalnya pengetahuan tentang salat. Selanjutnya, beliau menerapkan pengetahuan yang didapatkan dan berbagi ilmu dengan orang lain. Inilah contoh kesuksesan perpustakaan membentuk kepribadian positif masyarakat.

4.Bapak Yahri (Perum Tuban Akbar)
Sebagai seorang yang bekerja di pelabuhan bongkar-muat barang, kebutuhan akan berita-berita aktual dari koran selalu beliau penuhi. Bapak Yahri senantiasa meluangkan waktu tiga kali dalam seminggu untuk mengunjungi Perpustakaan Umum Tuban dan membaca koran di sana. Hasilnya, banyak sekali berita yang beliau dapatkan, misalnya: tentang perubahan Undang Undang, kebijakan pemerintah, harga komoditas barang, dan beberapa informasi penting yang menunjang pekerjaan beliau sehari-hari. Keberadaan perpustakaan memiliki peran nyata bagi Bapak Yahri.

5.Bapak Afandi (Jalan Pahlawan 29, Tuban)
Membaca dan meminjam buku. Itulah aktivitas yang biasanya dilakukan Bapak Afandi untuk memanfaatkan fasilitas Perpustakaan Umum Tuban. Tidak tanggung-tanggung, seminggu sekali beliau meluangkan waktu untuk menambah pengetahuan, baik pengetahuan umum, berita dari koran dan majalah, bahkan sekadar membaca novel. Menurut pengakuan Bapak Afandi, keberadaan perpustakaan pun telah melahirkan sebuah inspirasi, ide cemerlang bagi beliau. Pernah membaca tentang peternakan membuat beliau mencoba memelihara burung perkutut yang saat ini sedang dalam proses perawatan. Berbagai pengetahuan tentang pakan, cara perawatan, dan hal-hal lain membuat beliau tetap eksis memelihara burung perkutut. Semua itu tentu berawal dari perpustakaan.


Profil lima orang tersebut tentu merupakan sebuah bukti bahwa selama ini, ternyata pengunjung tidak sekadar meminjam, membaca, lalu mengembalikan buku yang mereka baca. Banyak juga dari mereka yang melakukan tindak lanjut, aksi nyata, aplikasi pengetahuan yang mereka dapatkan.
Inilah yang sesungguhnya diharapkan oleh pemerintah dengan adanya pembangunan perpustakaan. Terjadi masukan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas diri, inspirasi melakukan real action, yang selanjutnya mendatangkan karya dan prestasi untuk meningkatkan taraf hidup dan melaksanakan pembangunan nasional Indonesia. Jika ini sudah dilakukan satu orang, tentu akan menginspirasi orang lain untuk selanjutnya masyarakat berbondong-bondong mengunjungi perpustakaan dengan harapan mendapatkan inspirasi berkarya menjemput kesuksesan. Perhatikan bagan berikut!

Bagan Perpustakaan Sebagai Sumber Inspirasi




















VI. KESIMPULAN
Dari uraian tentang profil masyarakat cinta perpustakaan dan pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dapat berperan nyata sebagai lahan inspirasi bagi para pengunjung, pembaca, dan peminjam buku.Itulah wujud dan hakikat perpustakaan sebagai lahan inspirasi, pengembangan dari fungsi dasar perpustakaan.

VII. SARAN
1.Pemerintah perlu membangun perpustakaan di wilayah kecamatan dan desa agar kendala jarak tidak lagi menjadi hambatan masyarakat untuk membaca.
2.Masyarakat hendaknya meningkatkan kesadaran untuk membaca dan berkunjung ke perpustakaan, di samping itu juga kesadaran untuk menjaga ketertiban, kebersihan, serta kerapian, contoh: kesadaran mengembalikan buku, majalah, serta koran ke tempat yang sesuai.
PUSTAKA

Firmansyah, Herlan. 2009. Pembangunan Ekonomi. Diakses pada 13 September 2009 dari http://erlan-abuhanifa.blogspot.com

Putera, Prakoso Bhairawa. 2009. Minat Baca Masyarakat. Diakses pada 13 September dari http://www.unsri.ac.id

Rohanda. 2000. Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah (Disampaikan dalam rangka seminar sehari Ikatan Pustakawan Indonesia Pustakawan dan Guru, tanggal 16 September 2000) Selengkapnya...

MENUJU MASA DEPAN AGROINDUSTRI JAGUNG INDONESIA

Jagung di Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris. Lebih dari 60% penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Berbagai tanaman dikembangkan di Indonesia, baik tanaman pangan seperti: padi, jagung, kedelai dan kacang-kacangan, ubi-ubian, maupun berbagai jenis tanaman holtikultura. Hasil pertanian tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri serta sebagai salah satu komoditas ekspor. Melimpahnya hasil pertanian Indonesia membuat Indonesia pernah menjadi negara berswasembada beras. Gelar tersebut diberikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Dewasa ini, seiring dengan berjalannya waktu yang diimbangi dengan pertambahan jumlah penduduk, menggantungkan hidup pada salah satu jenis makanan pokok dirasakan kurang tepat lagi. Seorang pakar mengatakan bahwa saat ini pertambahan jumlah penduduk sesuai dengan deret ukur (2,4,8,16, dan seterusnya), namun pertambahan jumlah tanaman pangan hanya berdasarkan deret hitung (1,2,3,4, dan seterusnya). Ini merupakan salah satu masalah serius bagi bangsa Indonesia.
Sebagai salah satu tanaman yang “satu suku” dengan padi, jagung (Zea mays) termasuk bahan makanan pokok andalan Indonesia dengan kandungan gizi yang sebanding dengan beras. Di beberapa daerah seperti: Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, jagung bahkan menjadi bahan makanan pokok.
Produk hasil pengolahan jagung tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan pokok. Jagung juga turut menjadi kebutuhan utama dalam peternakan, khususnya peternakan ayam. Porsi jagung pada pakan ayam mencapai 50% hingga 60%. Berkat kemajuan teknologi dan perkembangan selera masyarakat, jagung bahkan sudah “merambah” perindustrian baik itu industri minuman, makanan ringan seperti pop corn, hingga industri pembuatan biofuel atau bahan bakar biologis. Kebutuhan akan jagung yang meningkat pesat ini memberikan tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman jagung.
Sebenarnya, tidak sulit bagi Indonesia untuk mengembangkan jagung sebagai basis agroindustri Indonesia. Mengapa demikian? Indonesia masih memiliki banyak lahan pertanian, terutama di luar Jawa, yang memungkinkan untuk diolah dan dikembangkan menjadi lahan pertanian jagung.
Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Republik Indonesia, provinsi yang menjadi sentra jagung di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Produktivitas jagung di Jawa Barat dan Sumatera Barat mencapai lebih dari 50 kuintal per hektar. Sedangkan produktivitas jagung di atas 40 kuintal per hektar terjadi di delapan provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Gorontalo, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Perkiraan luas panen jagung di provinsi sentra pada periode Januari hingga April 2009 mencapai 2.293.799 hektar, dan perkiraan produksi jagung di provinsi sentra periode yang sama mencapai 9.009.586 ton. Pada tahun 2009, Deptan memperkirakan total produksi jagung di Indonesia diharapkan mencapai 18 juta ton.

Pengembangan Agroindustri Jagung di Indonesia
Ada berbagai upaya untuk merealisasikan mimpi Indonesia tentang peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman jagung. Mengembangkan agroindustri jagung untuk menciptakan stabilitas pangan nasional dan stabilitas perekonomian bangsa.

1.Diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi pertanian jagung
Diversifikasi pertanian adalah upaya mengarahkan agroindustri jagung dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya tersebut. Diversifikasi juga bertujuan memperluas spektrum pembangunan pertanian dalam rangka pengembangan sistem agroindustri.
Intensifikasi pertanian merupakan usaha peningkatan produktivitas tenaga kerja dan sumber daya alam serta upaya peningkatan keunggulan daya saing dengan efisiensi penerapan IPTEK dan sarana produksi. Sedangkan Fatchurrozi dalam artikelnya yang berjudul Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian Perspektif Islam menyebutkan bahwa intensifikasi pertanian ialah peningkatan produksi pertanian dengan optimalisasi pemakaian obat-obatan, penyebarluasan teknik-teknik modern di kalangan para petani dan membantu pengadaan benih serta budidayanya. Terkait hal tersebut, Badan Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) telah mengadakan berbagai penelitian dan menghasilkan jagung bervarietas unggul. Pengembangan varietas komposit yang toleran lahan masam seperti Sukmaraga dan tahan kekeringan seperti Lamuru dan Anoman-1. Ketiga varietas ini mempunyai potensi hasil 8,0 ton per hektar.
Data dari tabloid Sinar Tani menyebutkan bahwa sampai saat ini, Balitsereal telah melepas varietas hibrida sebanyak enam varietas yang parenstoknya tersedia di Balitsereal. Keenam varietas ini mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih rendah. Varietas Bima-2 Bantimurung, Bima-3Bantimurung, Bima-4, Bima-5, dan Bima-6 telah dilesensikan ke perusahaan swasta dalam negeri, sedangkan Bima-1 bekerja sama dengan kelompok tani atau pemda.
Dalam hal pemupukan, saat ini pemupukan urea pada tingkat petani di beberapa tempat seperti di Gowa dan Takalar (Sulawesi Selatan) dan Kediri (Jawa Timur) sudah berlebih dan tidak efisien lagi, yaitu sekitar 750 kg per hektar. Balitsereal telah mengembangkan metode pemupukan N (urea) yang dapat menghemat 30 - 50% pupuk urea serta mudah diterapkan petani, yaitu penggunaan Bagan Warna Daun (BWD).
Prinsip penggunaan BWD adalah memberi nilai skala 2-5 dari penampilan warna kuning-hijaunya daun tanaman.
Berbagai upaya ini masih perlu ditingkatkan seiring dengan cita-cita Indonesia menciptakan stabilitas pangan nasional melalui jagung. Intensifikasi pertanian secara maksimal tidak hanya akan meningkatkan jumlah panen jagung, melainkan juga memperbaiki mutu hasil panen tersebut.
Ekstensifikasi pertanian dilakukan melalui peningkatan luas areal tanam atau luas lahan agroindustri. Sedangkan rehabilitasi sumber daya pertanian diarahkan untuk memulihkan produktivitas sumber daya alam dan prasarana pertanian.
Secara teori, keempat upaya tersebut bukan hal baru bagi kalangan petani Indonesia. Hanya saja, masih perlu dioptimalkan lagi dalam aplikasinya.

2.Inovasi produk baru hasil pengolahan jagung
Kalau belasan tahun yang lalu masyarakat Indonesia hanya mengenal nasi jagung, jagung rebus, jagung bakar, dan berondong jagung sederhana, tidak demikian halnya sekarang. Perkembangan globalisasi yang didukung berbagai hasil penelitian tentang kandungan gizi yang terdapat dalam jagung membangkitkan “greget” penduduk untuk menciptakan inovasi baru produk hasil pertanian tanaman jagung. Pop corn yang kerap dinikmati sambil menonton film merupakan salah satu inovasi pengolahan produk jagung, pengembangan dari berondong jagung sederhana. Bahkan saat ini juga telah diciptakan produk baru yaitu mi jagung. Hampir sama dengan mi dari tepung terigu, mi jagung justru tidak perlu menggunakan zat pewarna sehingga keamanan konsumsinya terjaga. Akankah ditemui susu jagung atau bakso jagung???
Salah satu manfaat inovasi produk baru hasil pengolahan jagung adalah meningkatkan harga jual jagung, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan penduduk.



3.Pengembangan bioteknologi dalam agroindustri jagung
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang sains menuntun masyarakat dunia menuju kehidupan yang lebih mudah dan lebih praktis dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pertanian. Ditemukannya teknologi rekayasa genetika sebagai salah satu cabang bioteknologi dalam bidang pertanian, ternyata mampu menghasilkan berbagai peningkatan. Pengadaan benih seperti yang sudah disampaikan, juga berkat adanya teknik rekayasa genetika.
Jagung RR adalah salah satu varietas jagung hasil bioteknologi. Jagung RR (Roundup Ready) adalah jagung hibrida yang
bersifat toleran terhadap herbisida glyphosate. Teknologi ini mempermudah pengendalian gulma
sehingga mengurangi biaya pengolahan lahan. Ada pula jagung berprotein tinggi (QPM), yakni jagung yang memiliki kandungan asam amino lisin dan triptofan lebih tinggi dibandingkan jagung biasa. Asam amino lisin dan triptofan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak balita. Balitsereal telah melepas dua varietas yang kandungan asam aminonya dua kali lebih tinggi dibanding jagung biasa, yaitu: Srikandi Putih-1 dan Srikandi Kuning-1.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam bioteknologi pertanian adalah adanya kemungkinan terdapat zat penyebab alergi dalam tanaman tersebut.

4.Kesejahteraan petani jagung
Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tanaman jagung tentu tiada artinya jika tidak dibarengi dengan upaya peningkatan kesejahteraan petani jagung. Hal ini bisa dimulai dengan menyeimbangkan harga jagung dari petani, distributor, hingga sampai ke tangan konsumen. Pemerintah memegang peran penting dalam pengendalian harga ini. Pengadaan subsidi pertanian juga perlu dilakukan untuk membantu petani memaksimalkan usahanya.
Sebenarnya, ada lembaga atau badan yang selayaknya dapat membantu petani. Lembaga tersebut adalah koperasi petani. Bantuan diberikan dalam wujud modal awal serta pembelian bibit, pupuk, dan obat pemberantas hama dengan harga yang lebih murah di koperasi. Di samping itu, koperasi dapat menjadi “distributor terpercaya” atas hasil panen jagung. Melalui koperasi, kesejahteraan petani jagung akan meningkat. Pembangunan koperasi ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, petani, dan masyarakat umumnya. Meningkatnya kesejahteraan petani tentu akan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia.
Upaya pengembangan agroindustri tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.
BAGAN
UPAYA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAGUNG
DI INDONESIA

















Tidak hanya sebagai bahan pangan pokok guna menjaga stabilitas pangan nasional, jagung juga diharapkan menjadi agen agroindustri yang mampu menjaga stabilitas perekonomian bangsa.

Jagungmu, jagungku, jagung Indonesia!


‘Kutulis dengan hatiku untuk pertanian Indonesia
PUSTAKA

. . Inovasi Teknologi Jagung—Kunci Peningkatan Efisiensi Usaha Tani, Kualitas Hasil, dan Diversifikasi Pangan. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.sinartani.com

. . Permintaan Jagung Sangat Dinamis, Polanya Berubah. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.sinartani.com

. . Pertanian. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.jawatengah.go.id

. 2008. Mengandalkan Hibrida-Menggapai Transgenik. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari  http://www.agrina-online.com

. 2008. Pasokan Jagung Untuk Pakan Ternak Aman. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://gopanindonesia.com

. 2009. Perkiraan Ketersediaan Jagung 2009. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.poultryindonesia.com

Fatchurrozi. 2008. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian Perspektif Islam. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari Google search

Kristanto, Adhi . . Teknologi Pasapanen Untuk Peningkatan Mutu Jagung. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.tanindo.com

Mangdesk. 2009. Tugas Budidaya Jagung dan Sorgum. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://www.blogcatalog.com

Siagian, Bezalel. 2009. Masalah Pangan Transgenik di Indonesia. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://hariansib.com

Webmaster. 2008. Produktivitas Meningkat, Indonesia Siap Jadi Net-Eksportir Jagung. Diakses pada 22 Oktober 2009 dari http://antonapriyantono.com Selengkapnya...

MENJAWAB TANTANGAN, MENCIPTAKAN GENERASI BERPOTENSI TANPA ASAP ROKOK

Generasi muda merupakan aset Indonesia yang sangat berharga untuk melaksanakan pembangunan nasional. Mengapa demikian? Generasi muda memiliki berbagai potensi, kreativitas, produktivitas, energi positif yang meluap-luap, kelincahan, dan ide-ide cemerlang, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kemajuan zaman. Apa bila semua potensi tersebut diarahkan pada kegiatan yang benar dan bermanfaat untuk pengembangan soft skill yang dimilikinya, maka Indonesia tidak perlu takut tergerus dan tertinggal perkembangan globalisasi.
A.GENERASI BERPOTENSI, PEROKOK?
Tak dapat dipungkiri, arus globalisasi membawa dampak negatif yang merusak moral dan mematikan potensi generasi muda Indonesia. Penyalahgunaan narkotika, alkohol, pergaulan bebas, dan rokok mencetak generasi muda yang konsumtif, hedonis, egois terhadap lingkungan, mengakibatkan mereka tidak menyadari bahwa dirinya adalah aset yang sangat berharga untuk negara. Salah satu bahaya laten berbahaya namun justru banyak dilakoni oleh generasi muda Indonesia adalah merokok.
Apa buktinya?
Berdasarkan hasil survei BPS, jumlah perokok pemula (5-9 tahun) meningkat 400% yakni dari 0,8% (2001) menjadi 1,8% (2004) dari keseluruhan anak usia 5-9 tahun. Dalam periode yang sama, terjadi pula peningkatan jumlah perokok usia 10-14 tahun sebesar 21%, yakni dari 9,5% menjadi 11,5% dari jumlah anak dalam rentang usia tersebut. Peningkatan jumlah perokok juga terjadi pada kelompok usia 15-19 tahun, yakni dari 58,9% menjadi 63,9% dari jumlah anak dalam rentang usia itu. Sungguh kondisi yang memprihatinkan!
Rokok hanya memberikan kenikmatan sesaat. Mungkin ketegangan dan stres yang dirasakan bisa menghilang sekejap, namun dampak negatif yang ditimbulkan akan bertahun-tahun lamanya mengancam kehidupan generasi muda itu sendiri. Kanker, penyakit jantung, impotensi, gangguan organ dalam, kerusakan sistem saraf, semua itu merupakan konsekuensi dari setiap batang rokok yang dihisap dan asap yang dikepulkan. Racun-racun dalam rokok akan menumpuk di dalam tubuh “penggemarnya” dan lambat laun merusak sel demi sel tubuh itu. Tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif, rokok juga turut mengancam perokok pasif. Melihat kerugian rokok bagi diri sendiri dan orang lain, tidak salah jika Islam memberikan gelar hukum makruh bahkan ada beberapa pendapat yang menyatakan haram terhadap aktivitas merokok.
B.MENCIPTAKAN GENERASI BERPOTENSI TANPA ASAP ROKOK
Rokok mematikan potensi generasi muda. Namun pada dasarnya, potensi yang dimiliki generasi muda justru dapat dijadikan sebagai sebuah solusi untuk menangkal bahaya rokok.
Bagaimana caranya?
Berikut ini tiga solusi yang dapat diterapkan untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya rokok, menciptakan generasi berpotensi tanpa asap rokok dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki, ditunjang peran beberapa pihak. Ketiga solusi yang telah djelaskan tersebut terangkum dalam bagan berikut.
Bagan Solusi Menangkal Bahaya Rokok Bagi Generasi Muda Indonesia, Menciptakan Generasi Berpotensi Tanpa Asap Rokok













1.Optimalisasi “Potensi vs Rokok”
Generasi muda Indonesia kaya potensi dan semangat serta ide kreatif. Semua itu dapat dioptimalkan melalui kegiatan “Potensi vs Rokok”. Adapun ragam kegiatannya, antara lain: pementasan teater atau drama antirokok, Gerakan Remaja Antirokok, sosialisasi bahaya rokok dengan tutor sebaya, berbagai lomba (karya tulis, penulisan esai, artikel, desain poster, dan lain-lain) tentang bahaya rokok, dan aneka kegiatan menarik lain. Semua kegiatan tersebut memiliki dua manfaat sekaligus. Pertama, memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang bahaya rokok. Kedua, mengembangkan potensi generasi muda dalam berbagai bidang, yakni: potensi atau bakat kesenian, pengalaman berorganisasi, melatih kemampuan public speaking, mengembangkan kreativitas, dan manfaat-manfaat lain. Satu hal yang terpenting, melalui kegiatan kreatif, pesan akan lebih cepat tersampaikan.
2.Optimalisasi Peran Orang Tua
Dalam hal ini, orang tua berperan dalam menciptakan suasana yang harmonis di lingkungan keluarga sehingga generasi muda (anak) tidak mudah stres saat menghadapi permasalahan. Kedekatan dan keharmonisan keluarga menentukan karakter dan masa depan generasi muda. Satu hal lagi, orang tua harus memberikan teladan kepada anak dengan tidak merokok. Mottonya,”Kalau ingin yang muda tidak merokok, mengapa yang tua justru mengawali dan mengajari merokok?”
3.Optimalisasi Dukungan Pemerintah dan Swasta
Penayangan iklan rokok saat malam hari di atas pukul 22.00 cukup membantu menghindarkan generasi muda dari iming-iming keasyikan merokok. Peringatan yang ada dalam tiap-tiap bungkus rokok juga menjadi peringatan penting bagi generasi muda. Dalam upaya melepaskan generasi muda dari jeratan rokok, pemerintah dapat bertindak semaksimal-maksimalnya sebagai fasilitator dan pengawas, bekerja sama dengan pihak swasta untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan untuk kegiatan sosialisasi antirokok dan pengembangan potensi generasi muda. Pemerintah juga mengawasi, bahkan lebih baik membatasi jumlah produk rokok yang masuk ke Indonesia. Semua tindakan pemerintah tersebut tidak lain untuk kemajuan bangsa Indonesia sendiri.
Kerja sama berbagai pihak terkait sangat dibutuhkan untuk menangkal bahaya rokok dan menciptakan generasi muda berpotensi tanpa asap rokok.
GENERASI MUDA INDONESIA, BERPOTENSI!
GENERASI MUDA INDONESIA, BEBAS, TANPA ASAP ROKOK!
MATIKAN ROKOK ATAU ROKOK AKAN MEMATIKAN ANDA!
PUSTAKA
Nuryati, Siti. 2008. Hampir 90% Wanita Muda Indonesia Perokok. Diakses pada 27 Juli 2009 dari http://ayah-ucha.blogspot.com Selengkapnya...

STRATEGI MENGEFEKTIFKAN PERPUSTAKAAN

Berbicara tentang tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu tak lepas dari buku dan minat baca. Buku merupakan gudang ilmu, jendela dunia sebab melalui bukulah ilmu pengetahuan menyebar. Adanya buku sebagai sumber belajar tentu tak lepas pula dari peran perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat.
Secara sederhana, perpustakaan berarti tempat berkumpulnya buku-buku, tempat meminjam buku, atau tempat membaca buku. Di Indonesia, perpustakaan sudah bukan hal asing karena hampir di semua tempat sudah dibangun perpustakaan. Bahkan ada beberapa orang yang memiliki perpustakaan pribadi di tempat tinggalnya. Perpustakaan sekolah wajib ada di tiap-tiap sekolah, perpustakaan kota, perpustakaan daerah, bahkan perpustakaan keliling pun mulai marak dijumpai. Semua itu bertujuan menambah pengetahuan masyarakat guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) manusia Indonesia melalui perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Saat ini, perpustakaan tumbuh dan berkembang dengan pesat. Seperti contoh, koleksi majalah dan buku di Perpustakaan Umum Kabupaten Tuban memenuhi dua lantai bangunan perpustakaan itu. Pelayanan berbasis teknologi informasi kepada pembaca di beberapa perpustakaan umum dan sekolah memudahkan pembaca saat hendak meminjam buku maupun mendaftarkan diri menjadi anggota tetap perpustakaan tersebut.
Namun tak dapat dipungkiri, para remaja, para pelajar Indonesia dewasa ini memang lebih menyukai internet sebagai tempat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Suatu contoh, saat mendapatkan tugas sekolah, sebagian pelajar segera menuju ke warnet atau membuka laptop dan menyalakan wifi untuk membuka Google Search. Jarang sekali siswa yang langsung menuju perpustakaan, melihat daftar buku lalu membaca buku tersebut. Padahal, perpustakaan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan internet, antara lain:
1.secara umum, perpustakaan memiliki bacaan yang lebih aman bagi pembacanya, tidak ada pornografi ataupun bacaan yang “menyesatkan” pembaca sebab perpustakaan dikelola oleh pemerintah yang bertujuan untuk pendidikan,
2.informasi dalam buku jauh lebih lengkap daripada potongan-potongan artikel di internet, dengan demikian ilmu yang bisa didapatkan pembaca lebih banyak,
3.tidak menyebabkan kelelahan mata karena terlalu sering berhadapan dengan layar komputer saat mengakses internet,
4.perpustakaan membantu menangkal dan menanggulangi dampak negatif penyalahgunaan internet.
Oleh karena itu, upaya-upaya mengefektifkan perpustakaan agar senantiasa mendapatkan tempat di hati masyarakat sangat perlu dilakukan.
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan perpustakaan, yakni sebagai berikut.
1.Modernisasi ruangan dan penataan ruang baca yang menarik.
Hal ini bisa diartikan dengan adanya ruang perpustakaan yang terang (cukup cahaya) dihiasi dengan poster atau ucapan motivasi untuk meningkatkan semangat membaca dan belajar, ruangan yang sejuk (tidak dingin), tenang sehingga membuat pembaca dapat berkonsentrasi. Membuat pembaca betah di ruangan perpustakaan merupakan langkah awal mengefektifkan perpustakaan.
2.Kerja sama sekolah dengan perpustakaan.
Melalui tugas dan soal-soal ulangan yang menuntut siswa membaca buku di perpustakaan, dapat menjadi sebuah kerja sama yang efektif antara sekolah dengan perpustakaan atau antara guru dengan perpustakaan sekolah. Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan terbiasa menjadikan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
3.Sosialisasi dan kunjungan ke perpustakaan setempat (rekreasi pustaka), membantu memperkenalkan perpustakaan pada masyarakat.
Kerja sama berbagai pihak terkait sangat dibutuhkan untuk kembali mengefektifkan perpustakaan.
HIDUP PERPUSTAKAAAN INDONESIA!
‘Kutulis dengan hatiku untuk perpustakaanku Selengkapnya...

DARI AQ, KEPADA PARA PEMIMPIN BANGSA..

...

Tuhan, berikan aku hidup satu kali lagi

Hanya untuk bersamanya

Ku mencintainya, sungguh mencintainya

Rasa ini sungguh tak wajar

Namun ‘ku ingin tetap bersama dia

Untuk selamanya…


Bukan hanya The Virgin yang melantunkan lagu indah itu. Justru nyanyian itu kerap keluar dari mulut polos anak usia Sekolah Dasar (SD) yang berdiri di antara para penumpang bus, menggoyangkan tutup botol atau memetik gitar butut sambil bernyanyi dengan nada yang tidak karuan. Setelah itu mereka menyodorkan kantong plastik lusuh ke hadapan penumpang. Setelah recehan demi recehan singgah ke kantong mereka, mereka turun dari bus dengan riang.


Inikah Kemerdekaan yang Utuh?

Kemerdekaan berarti kebebasan; kebebasan yang bertanggung jawab. Kemerdekaan dalam melaksanakan kewajiban, kemerdekaan untuk memperoleh hak.

Hak belajar, mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak, hak bermain dan mengembangkan diri, hak bersosialisasi dengan teman dan lingkungan, hak hidup dengan mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, hak kebebasan dari kekerasan dan diskriminasi. Inilah hak anak. Hal ini dijamin dalam Pasal 28B ayat 2 Undang Undang Dasar 1945, yang berbunyi sebagai berikut.


Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.


Lebih rinci lagi, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak memerintahkan kepada negara untuk melindungi anak dengan prinsip nondiskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak.

Meskipun sudah ada dasar yang jelas tentang hak anak Indonesia, namun dalam pelaksanaannya masih sangat membutuhkan perhatian yang serius. Alasan ekonomi menjadikan para orang tua “buta” akan permasalahan dan pemenuhan hak anak. Anak yang seharusnya menikmati masa belajar dan bermain, sudah dipaksa bekerja keras membantu orang tua. Menjadi pengamen jalanan, atau bahkan peminta-minta. Kadang pekerjaan yang dibebankan tidak sesuai dengan kemampuan mereka, misalnya menjadi kuli panggul ataupun pekerja seksual. Ironis sekali, mengingat bangsa Indonesia telah 64 tahun menapaki kemerdekaan, mengisinya dengan pembangunan, namun justru kemerdekaan anak Indonesia masih dipertanyakan!

Eksploitasi ekonomi oleh oknum orang tua yang tidak bertanggung jawab atau oleh bandar pengamen jalanan melahirkan anak Indonesia yang “bermental tempe”, bermental peminta-minta. Berbagai tindakan pun dilakukan sang anak untuk mendapatkan uang, mulai dari mengamen, mencopet, menodong, bahkan merampok. Anak-anak jalanan yang kehilangan hak, membentuk kelompok-kelompok perusuh di masyarakat, menyikat apa pun yang ada demi materi yang mereka cari.

Masalah eksploitasi tenaga anak belum terselesaikan, lalu muncul masalah baru lagi yakni kekerasan. Secara tidak langsung, tindak kekerasan yang diterima anak merupakan follow up dari eksploitasi ekonomi. Prinsip “Tak ada uang tak ada makan, tak ada uang pukulan bersarang” membuat anak seolah-olah trauma dan takut pulang jika tidak membawa “oleh-oleh”. Mirisnya, para orang tua materialis itu dengan santai mendaratkan pukulan dan tamparan ke pipi anak kandung mereka! Apa akibatnya?

Hubungan anak dan orang tua kian renggang. Hak anak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, sirna sudah. Masa kecil yang sehrusnya indah, menjadi suram dan membunuh benih-benih asa di hati mutiara bangsa. Siapa yang salah?

Masalah pun berlanjut, pendidikan dan kesehatan anak Indonesia terabaikan. Apa buktinya? Berdasarkan data pada tahun 2007, anak usia 5-14 tahun berjumlah sekitar 45 juta anak yang hampir 60% tinggal di pedesaan. Ternyata baru 84.1% yang saat itu masih bersekolah, 12.8% belum bersekolah dan 3% tidak bersekolah lagi. Kemungkinan besar anak 5-14 tahun yang belum pernah sekolah sama sekali karena alasan umur anak yang belum bisa ke sekolah, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) ada sekitar 71.4%. Sedangkan anak yang tidak bersekolah lagi kebanyakan karena orangtua mereka tidak mampu membiayai sekolah (55.7%). Inilah alasan yang umum terjadi di dunia pendidikan, ada sebagian rumah tangga yang anaknya tidak bersekolah lagi karena tidak mampu membiayai pendidikan, dan kebanyakan ini terjadi di daerah pedesaan (75%). Sedangkan anak 5-14 yang bisa membaca dan menulis huruf latin sekitar 80.2%, lebih rendah dibanding anak yang masih bersekolah, artinya memang ada siswa yang saat ini belum bisa baca tetapi bisa masuk ke sekolah, kemungkinan besar anak kelas 1 SD.



Berbicara tentang kesehatan, anak usia 5-14 tahun yang menderita sakit sekitar 23.8%, 60% sakit cukup parah dan mengganggu aktivitas sekolah dan lainnya. Anak di daerah pedesaan ternyata lebih mudah sakit dibandingkan anak di perkotaan, hal ini menunjukan bahwa lingkungan dan fasilitas kesehatan juga mempengaruhi kondisi kesehatan terutama bagi anak. Anak-anak ini hampir 75% tidak mendapatkan jaminan biaya kesehatan baik oleh kartu sehat, kartu miskin, Dana Sehat atau pembiayaan dari luar, sehingga jika mereka sakit maka orang tua yang harus membiayai pengobatan mereka. Kemampuan ekonomi sebagian rumah tangga yang kurang membuat anak-anak hanya mendapatkan akses kesehatan yang minim sekali.

. Ini menunjukkan bahwa asas pemerataan pendidikan dan kesehatan terutama bagi anak golongan ekonomi menengah ke bawah masih sangat memprihatinkan. Perhatikan saja sekeliling, bagaimana mungkin anak Indonesia sempat sekolah, jika mereka masih dipaksa bekerja di luar batas kemanunsiaan? Bagaimana mungkin kesehatan anak Indonesia diperhatikan jika para orang tua yang tidak bertanggung jawab itu hanya memperhatikan penghasilan dan mengabaikan anak?

Pada akhirnya, berbagai problematika yang menimpa anak Indonesia akan membentuk kepribadian mereka. Melihat akar permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya dan dibuktikan dengan kondisi riil saat ini, dapat dikatakan bahwa anak Indonesia tengah mengalami krisis moral. Krisis saat inilah yang menjadi bahaya laten bangsa Indonesia sebab krisis ini dialami oleh anak Indonesia yang merupakan aset dan harapan bangsa Indonesia di masa depan. Masuknya arus negatif globalisasi yang didukung oleh perkembangan teknologi serta akses informasi, membawa pengaruh bagi perkembangan anak Indonesia, terutama masalah moral dan etika, “unggah-ungguh”. Pengaruh ini menyentuh berbagai lapisan anak Indonesia, baik golongan ekonomi lemah, menengah, maupun golongan ekonomi atas. Suatu contoh, mudahnya akses informasi via internet memudahkan anak Indonesia menyaksikan lifestyle orang barat, mengadopsinya menjadi landasan berperilaku sehari-hari. Maraknya adegan kekerasan dan pornografi menjadi tontonan anak Indonesia, lalu menjadi tuntunan! Alkohol dan narkotika menjadi pelarian dari aneka permasalahan. Orang tua tak pernah mempedulikan, hanya sibuk dengan harta yang dicari. Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2008 menunjukkan ada sekitar 20 ribu anak-anak terpapar karena mengonsumsi narkoba.

Pertanyaannya, ke mana hak anak Indonesia?



Kepada Para Pemimpin Bangsa

Pemilihan umum yang telah berlangsung untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di kursi pemerintahan melahirkan harapan baru bagi masyarakat Indonesia. Harapan akan perbaikan dalam segala bidang, baik ekonomi, kesehatan, hukum, pendidikan, termasuk perbaikan dalam menata, melindungi, dan memenuhi hak serta perlindungan terhadap anak bangsa. Menyadari bahwa anak Indonesia adalah “mutiara” bangsa Indonesia, sudah sepantasnyalah jika mereka mendapatkan hak mereka secara utuh.

Masalah pemenuhan hak anak di Indonesia bukan maslaah sepele. Justru ini adalah masalah nasional yang membutuhkan partisipasi semua warga negara. Mengapa demikian? Sebab anak, generasi muda Indonesia, yang kelak akan menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono, Sri Mulyani Indrawati, Abu Rizal Bakrie, dan lain-lain. Nasib bangsa Indonesia ke depan akan ditentukan oleh bekal yang diberikan pada generasi mudanya, anak Indonesia, di masa kini.

Kepedulian terhadap nasib anak Indonesia akan melahirkan berbagai gagasan dan ide-ide cemerlang di kalangan masyarakat. Dalam hal ini, para wakil rakyat wajib menjalankan kewajiban mereka untuk mendengarkan, menampung, lalu mewujudkan aspirasi masyarakat. Apalagi berkaitan dengan kehidupan anak Indonesia, memang masih banyak yang harus diperbaiki.

Salah satu langkah awal memperbaiki kehidupan dan pemenuhan hak anak Indonesia adalah melakukan pemetaan terhadap masing-masing permasalahan. Pemetaan tersebut berisi hasil studi kasus terhadap kehidupan anak Indonesia serta data-data yang dibutuhkan. Manfaatnya, setiap problem akan nampak jelas sehingga mempermudah pencarian solusi.

Sampai saat ini, masalah pendidikan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan secara menyeluruh. Masih banyak anak usia sekolah yang kehilangan hak pendidikan mereka, umumnya karena alasan ekonomi. Adanya program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan berbagai beasiswa dari pemerintah maupun lembaga masyarakat sangat membantu mengatasi kesulitan biaya sekolah. Namun satu catatan, masih ada pemisah pemenuhan hak anak atas pendidikan, tepatnya kualitas pendidikan, yakni belum ada pemerataan di Indonesia. Coba bandingkan kualitas pendidikan anak di desa dan kota! Tentu sangat berbeda bukan? Faktor geografis memang berpengaruh, namun hendaknya tidak menjadi kendala dalam pemerataan kualitas pendidikan. Pemenuhan hak pendidikan anak Indonesia secara maksimal, adil, dan merata, inilah yang diharapkan bangsa Indonesia. Demikian juga dengan kesehatan. Penyediaan air bersih, obat-obatan, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, dan penyuluhan kepada para orang tua tentang kesehatan anak akan sangat membantu memperbaiki kesehatan anak Indonesia.

Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara didasari oleh Pancasila yang bentuk-bentuk pelaksanaannya dituangkan secara fleksibel dalam UUD 1945. Demikian pula tentang pemenuhan hak anak Indonesia. Pasal 28C UUD 1945 memberikan dasar yang jelas bahwa anak harus diberi ruang lingkup untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas diri. Saat ini, khususnya di kota-kota besar, banyak sekali didirikan lembaga yang menjadi wadah pengembangan bakat anak Indonesia, misalnya: sanggar-sanggar kesenian, arena pengembangan bakat, ditambah berbagai kompetisi dalam berbagai bidang baik sains, jurnalistik, teknologi, kesenian, maupun olahraga. Semua upaya ini patut diacungi jempol karena memiliki manfaat yang besar. Mengetahui bakat yang dimiliki, anak Indonesia dapat termotivasi untuk senantiasa belajar dan berlatih. Namun PR pemerintah, excellent program ini harus menjamah setiap sudut rumah anak Indonesia.

Selain ruang gerak untuk mengembangkan diri, anak Indonesia juga harus mendapatkan ruang bermain mereka. Salah satu masa indah dalam masa kanak-kanak adalah bermain bersama teman-temannya. Sungguh keterlaluan bila ada orang tua yang tega merampas waktu anak-anak mereka, apalagi untuk menjadi pekerja kasar di usia yang masih sangat dini. Pemberian waktu untuk bermain serta bersosialisasi yang didukung dengan penyediaan tempat bermain yang sehat akan menjadi salah satu sarana penyeimbang otak kanan dan otak kiri anak Indonesia.

Selanjutnya, kontrol. Emosi yang labil, keinginan untuk berpetualang dan mencari jati diri menjadikan anak Indonesia kadang terbuai oleh kilau semu zaman. Berbagai kemudahan yang disediakan justru menjadi bumerang. Krisis moral yang menjadi salah satu masalah serius kehidupan anak Indonesia juga harus diselesaikan oleh semua pihak. Dalam hal ini, program peningkatan iman dan takwa diperlukan guna membentengi mereka dari arus negatif globalisasi yang kian deras. Pelaksanaan berbagai training Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) penting untuk membentuk kepribadian anak Indonesia yang cerdas dan religius. Pengenalan akan rasa nasionalisme dan cinta tanah air serta kebudayaan Indonesia akan membentuk pribadi anak Indonesia yang santun dan patriotis. Pemerintah perlu memperhatikan hal ini serta turut mengontrol perkembangan anak Indonesia, tentu bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga, khususnya lembaga pendidikan.


Stop perdagangan anak!

Maraknya kasus-kasus perdagangan anak baik di dalam negeri maupun di luar negeri merupakan tindak kejahatan yang harus diberantas sampai ke akarnya. Penculikan anak untuk dijual maupun dipekerjakan juga menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Bahkan tindakan mempekerjakan anak di bawah umur sudah termasuk menjual anak, karena didorong rasa materialistis. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membersihkan kejahatan ini. Pihak kepolisian bekerja keras menangkap para pelaku penjualan anak dan hukum pun sepatutnya bertindak tegas mengadili kejahatan yang dilakukan. Masyarakat pun dapat turut serta memberantas kejahatan penjualan anak dengan cara melaporkan kejahatan yang mereka temukan di lingkungan mereka. Di samping itu, kesadaran individu juga mutlak berpengaruh pada perilaku orang tua terhadap anak.

Sebagai bangsa yang hidup di tengah-tengah bangsa lain dan tidak dapat hidup sendiri, bangsa Indonesia mmembutuhkan kerja sama dengan bangsa lain untuk menangani permasalahan yang menimpa. Dalam hal pemenuhan hak anak, Indonesia sudah bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah dengan lembaga Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang khusus menangani kesejahteraan anak, yakni United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF). Bantuan yang diberikan UNICEF pada bangsa Indonesia sangat membantu memperbaiki kualitas anak Indonesia. Kerja sama itu harus senantiasa ditingkatkan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembentukan kepribadian anak, pemenuhan hak dan ruang gerak anak, serta pemberantasan kejahatan terhadap anak, baik penjualan anak maupun eksploitasi yang berlebihan.














Uraian tentang permasalahan anak Indonesia dan saran penyelesaiannya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram Problematika Anak Indonesia dan Penyelesaiannnya
























Pada akhirnya, wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi pemerintahan memegang peran penting dalam pemenuhan hak anak Indonesia. Berbagai kebijakan harus ditempuh, dilaksanakan dengan dukungan rakyat. Kesejahteraan anak adalah kesejahteraan bangsa, karena anak Indonesia yang kelak mengantarkan bangsa tercinta menuju gerbang kemakmuran serta kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Bersama penuhi hak anak Indonesia!

Bersama sejahterakan anak Indonesia!


Kutulis dengan hatiku untuk Anak Indonesia

PUSTAKA


Supeno, Hadi. . Sudahkah Anak Indonesia Memperoleh Kemerdekaan?


. . Profil Pendidikan dan Kesehatan Anak Indonesia. Diakses pada September 2009 dari http://andi.stk31.com/profil-pendidikan-dan-kesehatan-anak-indonesia.html


Selengkapnya...